Kesenian Musik dari Betawi : Tanjidor

Kesenian Musik dari Betawi : Tanjidor


Tanjidor, hm.. sudah jarang sekali ya mendengar kata tersebut dijaman kekinian ini, mungkin sudah banyak yang melupakan kesenian asal betawi ini. Disini saya akan menjelaskan seperti apa sih kesenian dari betawi ini. Selamat membaca.

Tanjidor (kadang hanya disebut tanji) adalah sebuah kesenian Betawi yang berbentuk orkes. Kesenian ini sudah dimulai sejak abad ke-19 atas rintisan Augustijn Michiels atau lebih dikenal dengan nama Mayor Jantje di daerah Citrap atau Citeureup. Alat-alat musik yang digunakan biasanya sama seperti drumben. Kesenian Tanjidor juga terdapat di Kalimantan Barat, sementara di Kalimantan Selatan sudah punah.

Kesenian Tanjidor umumnya dipakai dalam musik jalanan tradisional, atau pesta cap gomeh di kalangan Cina Betawi. Musik ini merupakan sisa dari musik baris dan musik tiup zaman Belanda di Indonesia. Juga biasanya kesenian ini digunakan untuk mengantar pengantin atau dalam acara pawai daerah. Tapi pada umumnya kesenian ini diadakan di suatu tempat yang akan dihadiri oleh masyarakat Betawi secara luas layaknya sebuah orkes.

Menurut sejarahnya, Tanjidor merupakan alat musik yang sering dimainkan oleh para budak  yang di tugaskan untuk menghibur para majikan pada saat penjajahan dulu. namun saat perbudakan di hapuskan pada tahun 1860an, para budak yang di lepaskan kemudian mulai membentuk perkumpulan pemusik dengan nama Tanjidor. Seiring dengan perkembangan, orkes musik ini mulai di gemari oleh masyarakat dan sering di pertunjukan dalam berbagai acara masyarakat Betawi seperti acara pernikahan, acara sunatan, peringatan hari besar dan lain – lain.

Dalam pertunjukannya, alat musik ini biasanya di mainkan oleh 7-10 orang. Alat musik tersebut diantaranya adalah alat music seperti klarinet, piston, trombon, saksofon tenor, saksofon bass, drum, simbal, dan tambur

Lagu yang di bawakan awalnya merupakan lagu yang terkenal pada tahun 1920an seperti Batalion, Kramton, Bananas, Delsi, Was Tak-tak, Welmes, Cakranegara. Lagu lagu ini masih kental dengan nuansa Belanda, terutama lagu kramton dan bananas yang merupakan lagu mars Belanda jaman dahulu. Namun karena sering di bawakan oleh masyarakat Betawi maka mulai muncul lagu baru bernuansa Betawi, diantaranya seperti seperti Sirih Kuning, Surilang, Kicir-Kicir, Jali-Jali, Stambul, Cente Manis, Persi, dan juga Keramat Karam.

Keren bukan salah satu kesenian dari betawi ini, dulu cukup terkenal loh, dan masih banyak yang melestarikan budaya tersebut di Jakarta. Terima kasih sudah membaca, semoga menambah pengetahuan anda tentang kesenian di negeri kita ini.



Sumber:
http://www.negerikuindonesia.com/2015/04/tanjidor-kesenian-musik-tradisional.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Tanjidor

gambar:
http://fc06.deviantart.net/fs71/i/2013/146/9/7/tanjidor_tanjung_besiku_by_kulatmabok-d66oe2h.jpg


Post a Comment

0 Comments