Pengembangan Rencana Bisnis Informatika


BAB I
REGULASI & PROSEDUR PENDIRIAN PERUSAHAAN

1.1    Regulasi
Regulasi adalah suatu peraturan yang dibuat untuk membantu mengendalikan suatu kelompok, lembaga / organisasi, dan masyarakat demi mencapai tujuan tertentu dalam kehidupan bersama, bermasyarakat, dan bersosialisasi. Tujuan dibuatnya regulasi atau aturan adalah untuk mengendalikan manusia atau masyarakat dengan batasan-batasan tertentu. Regulasi diberlakukan pada berbagai lembaga masyarakat, baik untuk keperluan masyarakat umum maupun untuk bisnis.
Dalam bidang usaha, pengertian regulasi bisnis dan bidang ekonomi adalah aturan yang mengendalikan perilaku dalam berbisnis, baik dalam bentuk batasan hukum oleh pemerintah, regulasi industri, peraturan asosiasi perdagangan, dan lainnya. Dengan kata lain, regulasi bisnis adalah aturan atau etika yang harus dipenuhi oleh para pelaku bisnis dalam menjalankan bisnisnya. Fungsi regulasi bisnis adalah untuk menertibkan perilaku para pengusaha dan konsumen dalam batasan-batasan tertentu, dimana regulasi bisnis tersebut bersifat mengikat dan mengendalikan perilaku masyarakat dalam ruang lingkup bisnis. [1]

1.2    Prosedur Pendirian Perusahaan
Prosedur adalah rangkaian aksi yang detail atau disebut juga suatu tindakan yang harus dijalankan dengan cara yang sama (sesuai yang tertera pada teks prosedur) supaya mendapatkan hasil yang sama. Prosedur dapat dikatakan juga sebagai rangkaian aktivitas atau langkah-langkah yang harus dijalankan supaya dapat menghasilkan hasil yang diinginkan. Fungsi prosedur ini untuk membantu seseorang dalam memahami bagaimana melakukan sesuatu secara tepat, sehingga tujuannya dapat tercapai secara efisien dan efektif.
Dalam mendirikan perusahaan, prosedur yang dilakukan cukup rumit dan harus diselesaikan, karena prosedur tersebut digunakan untuk melegalkan suatu perusahaan agar terdaftar dalam pemerintahan, sehingga usaha yang dilakukan pun dapat berjalan dengan baik. [2]

1.3    Bentuk-betuk usaha
Beberapa bentuk badan usaha diantaranya adalah:
1.          Perusahaan Perseorangan
Dari namanya kita tahu bahwa perusahaan perseorangan merupakan jenis kegiatan usaha, modal dan manajemenya ditangani oleh satu orang.
Orang yang punya usaha tersebut biasanya menjadi manajer atau direktur sendiri, jadi tanggung jawabnya tidak terbatas.[3]
Ciri-cirinya :
·            Dimiliki oleh perorangan.
·            Pengelolaan terbatas atau sederhana.
·            Modal tidak terlalu besar.
·            Kelangsungan hidup usaha bergantung pada pemilik perusahaan.
Kelebihan :
·            Dapat mudah dimulai.
·            Biaya tergolong rendah.
·            Bebas dalam mengelola perusahaan.
Kekurangan :
·            Karena perorangan dan biaya terbilang sedikit, jadi kemampuan perusahaan terbatas.
·            Tenaga kerja dan manajemen terbatas.
·            Kebutuhan modal yang dapat dipenuhi oleh pemilik juga kecil.
2.      Koperasi
Koperasi adalah jenis badan usaha yang beranggotakan orang – orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berlandaskan asas kekeluargaan. [3]
Kelebihan :
·            Sisa hasil Usaha yang dihasilkan oleh koperasi akan dibagi kepada anggota.
·            Anggota koperasi berperan jadi konsumen dan produsen sekaligus.
·            Seseorang yang akan menjadi anggota koperasi atau yang ingin atau yang sudah menjadi anggota, bukan karena terpaksa, melainkan keinginanya sendiri untuk memperbaiki hidupnya.
·            Mengutamakan kepentingan Anggota.
Kekurangan :    
·            Modal terbatas.
·            Daya saing lemah.
·            Tidak semua anggota memiliki kesadaran berkoperasi.
·            Sumber daya manusia terkadang kurang.
3.      BUMN ( Badan Usaha Milik Negara )
BUMN merupakan jenis badan usaha dimana seluruh atau sebagian modal dimiliki oleh Pemerintah. Status pegawai yang bekerja di BUMN adalah karyawan BUMN, bukan pegawai negeri. Bentuk badan usaha BUMN, yaitu : [3]



a.      Perjan
Perjan merupakan salah satu bentuk badan usah yang seluruh modalnya dimiliki oleh Pemerintah. Kemudian perjan fokus melayani masyarakat. Namun karena selalu fokus pada masyarakat dan tanpa adanya pemasukan untuk menanggulangi hal tersebut, maka sudah tidak terapkan lagi. Contoh Perjan : PJKA (Perusahaan Jawatan Kereta Api), sekaran menjadi PT. KAI.
b.      Perum
Perum ibarat perubahan dari Perjan. Sama seperti perjan, namun perum berorientasi pada profit atau mencari keuntungan. Perum dikelola oleh negara dan karyawan berstatus sebagai Pegawai Negeri. Walaupun sudah berusaha mencari keuntungan namun tetap saja merugi, sehingga Negara menjualnya ke publik dan pada akhirnya berganti nama menjadi Perseo.
c.      Persero
Persero merupakan salah satu bentuk badan usaha yang dikelola oleh Negara. Tidak seperti Perjan dan Perum. Selain mencari keuntungan, Persero juga mendedikasikan untuk pelayanan masyarakat.
Ciri-ciri Persero :
·       Tujuan utamanya mencari laba (Komersial)
·       Modal sebagian atau seluruhnya berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan yang berupa saham-saham
·       Dipimpin oleh direksi
·       Pegawainya berstatus sebagai pegawai swasta
·       Badan usahanya ditulis PT (nama perusahaan) (Persero)
·       Tidak memperoleh fasilitas negara
4.      BUMS ( Badan Usaha Milik Swasta )
Badan Usaha Milik Swasta atau BUMS adalah jenis badan usaha yang didirikan dan dimodali oleh seseorang atau sekelompok orang. Berdasarkan UUD 1945 pasal 33, Berdasarkan badan hukumnya, BUMS dibedakan menjadi : [3]
1.      Firma (Fa)
Firma merupakan badan usaha yang didirikan oleh 2 orang atau lebih dimana tiap anggota bertanggung jawab penuh atas perusahaan.
Modal firman berasal dari anggota pendiri. Untuk laba atau keuntungan dibagikan kepada anggota dengan perbandingan sesuai akta sewaktu pendiriannya.
Ciri-ciri Firma :
·       Para sekutu aktif dalam mengelola perusahaan
·       Tanggung jawab tak terbatas atas segala resiko yang terjadi
·       Akan berakhir jika salah satu anggota mengundurkan diri atau meninggal dunia.
Kelebihan :
·       Mudah, tak perlu banyak persyaratan namun perlu kesepakatan para pihak yang akan mendirikan firma.
·       Tidak terlalu memerlukan akta formal karena menggunakan akta dibawah tanda tangan
·       Modal lebih cepat cair
·       Lebih mudah berkembang
Kekurangan :
·       Punya tanggung jawab yang tak terbatas apabila ada resiko
·       Bisa mengancam kelangsungan hidup perusahaan bila salah satu pendiri meninggal dunia atau mengundurkan diri
·       Sulit dalam peralihan pimpinan dan sering terjadi konflik internal
·       Kesulitan menghimpun dana besar serta mengikuti tender dalam jumlah tertentu
2.      CV ( commanditaire vennootschap ) atau Persekutuan Komanditer
Perusahaan Komanditier atau yang biasa disingkat menjadi CV meruapakan perusahaan persekutuan yang didirikan berbadasarkan kepercayaan. Dalam CV, terdapat beberapa sekutu yang secara penuh bertanggung jawab atas sekutu lainnya, kemudian ada salah satu yang menjadi pemberi modal. Dan tanggung jawab sekutu komanditer hanya terbatas pada sejumlah modal yang diberikan. Terdapat 2 jenis sekutu :
·       Sekutu aktif adalah anggota yang memimpin/ menjalankan perusahaan dan bertanggung jawab penuh atas utang- utang perusahaan.
·       Sekutu pasif / sekutu komanditer adalah anggota yang hanya menanamkan modalnya kepada sekutu aktif dan tidak ikut campur dalam urusan operasional perusahaan. Sekutu pasif bertanggung jawab atas risiko yang terjadi sampai batas modal yang ditanam.
Ciri – ciri CV :
·            Didirikan minimal 2 orang, dimana satu orang bertindak sebagai Persero aktif, dan satunya lagi sebagai persero pasif
·            Seorang persero aktif akan bertindak mengurus perseroan. Sehingga ia akan bertanggung jawab penuh atas segala resiko.
·            Persero pasif hanya bertindak sebagai sleeping partner. Dimana dia hanya bertanggung jawab sebesar modal yang ia setorkan ke dalam perseroan.
Kelebihan :
·            Bentuk CV sudah dikenal masyarakat, sehingga memudahkan perusahaan ikut dalam berbagai kegiatan.
·            CV mudah memperloleh modal karena pihak perbankan mempercayainya.
·            Lebih mudah berkembang karena dipegan orang yang ahli dan dipercaya.
·            CV lebih fleksibel
·            Pembagian keuntungan diberikan pada sekutur Komanditer dan tak kena pajak penghasilan
Kekurangan :
·            Untuk mendirikan CV lebih ribet, karena melalui akta notaris dan didaftarkan ke Departmen Kehakiman.
·            Status hukum badan usaha CV jarang dipilih oleh pemilik modal atau beberapa proyek besar
3.      PT ( Perseroan Terbatas )
Merupakan badan hukum perusahaan yang banyak diminati pengusaha.
Ciri – ciri PT :
·            Kewajiban terhadap pihak luar hanya terbatas pada modal yang disetorkan.
·            Mudah dalam peralihan kemepimpinan.
·            Usia PT tidak terbatas.
·            Mampu untuk menghimpun dana dalam jumlah yang besar.
·            Bebas untuk melakukan berbagai aktivitas bisnis.
·            Mudah mencari karyawan
·            Dapat dipimpin oleh orang yang tidak memiliki saham.
·            Pajaknya berganda antara Pajak Penghasilan dan Pajak Deviden
Kelebihan PT :
·            Mudah dalam peralihan kepemimpinan.
·            Mudah memperoleh tambahan modal.
·            Kelangsungan perusahaan sebagai badan hukum lebih terjamin.
·            Lebih efisien dalam manajemen pengolahan sumber-sumber modal.
Kekurangan PT :
·            Pajaknya berganda antara Pajak Penghasilan dan Pajak Deviden.
·            Pendiriannya memerlukan akta notaris dan ijin khusus usaha tertentu.
·            Biaya pembentukan PT relatif tinggi.
·            Terlalu terbuka dalam pelaporan kepada pemegang saham.
4.      Yayasan
Yayasan merupakan salah satu bentuk – bentuk badan usaha, namun yayasan tidak mencari untung. Jadi lebih ke kepentingan sosial dan berbadan hukum.





Ciri – ciri Yayasan :
·            Yayasan dibentuk berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
·            Yayasan dibentuk dengan memisahkan kekayaan pribadi pendiri untuk tujuan nirlaba, religi, sosial dan kemanusiaan.
·            Didirikan dengan akta notaris.
·            Tidak memilik anggota dan tidak dimiliki siapapun, namun memiliki pengurus atau organ untuk merealisasikan tujuan Yayasan.
·            Yayasan dapat dibubarkan oleh pengadilan dalam kondisi pertentangan tujuan yayasan dengan hukum, likuidasi dan pailit.
Kelebihan Yayasan : Non profit dan rela membantu masyarakat
Kekurangan Yayasan :Terbatasnya dana

1.4    Prosedur dan Legalitas
1.      Pengecekan Nama oleh Notaris
Pada Tahap ini, Anda harus menyediakan beberapa opsi nama untuk dicek oleh notaris. Proses ini akan mengkonfirmasi apakah nama yang diajukan bisa digunakan atau harus menggunakan nama baru untuk diajukan kembali. Nama yang dipilih harus sesuai dengan panduan memilih nama PT. [4]

Contoh:
PT. MAJU DAMAI SEJAHTERA
PT. SUKSES MAKMUR ABADI
PT. MAJU JAYA BERSAMA

2.           Pembuatan Draft Akta oleh Notaris
Setelah Nama sudah dinyatakan bisa digunakan, notaris akan membuat draft Akta atas nama PT yang sudah disetujui tadi. Biasanya Anda akan mendapatkan draft awal untuk direvisi sebelum proses tanda tangan Akta di hadapan notaris.

3.          Finalisasi dan Tanda Tangan Akta dihadapan Notaris
Setelah draft akta sudah direvisi, maka Akta akan ditandatangani oleh pemilik saham perusahaan di hadapan notaris. Setiap pemegang saham diwajibkan untuk hadir menandatangani Akta. Setelah tahap ini, notaris akan membuat Salinan Akta dan mendaftarkan akta tersebut di Kemenkumham untuk mendapatkan Surat Keputusan dari Kemenkumham untuk mengesahkan Akta tersebut yang saat ini sekaligus terdaftar bersama no NPWP di KPP. [4]




Gambar 1,2,3 contoh surat- surat

4.          Pengambilan NPWP dan SKT Perusahaan
Setelah NPWP Perusahaan sudah didaftarkan, Kartu NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) dan SKT (Surat Keterangan Terdaftar) akan dikeluarkan oleh KPP(Kantor Pelayanan Pajak) dengan persyaratan dokumen yang harus dilengkapi sebelumnya. [4]
Biasanya KPP akan melakukan pengecekan apakah data penanggung jawab pada NPWP Perusahaan tersebut sudah benar, memiliki format NPWP pribadi terbaru dan tidak terdapat tunggakan pajak.


Gambar 4,5 contoh npwp dan surat keterangan

5.          Pendaftaran NIB

NIB atau Nomor Induk Berusaha adalah nomor pengenal bagi pelaku usaha. NIB berfungsi untuk menggantikan TDP dan API, Akses Kepabeanan serta RPTKA jika diperlukan oleh si pelaku USAHA. Pendaftaran NIB dilakukan melalui sistem OSS (Online Single Submission). Pengajuan API tidak wajib dan hanya perlu diajukan apabila dibutuhkan. Bila tidak langsung didaftarkan, API masih bisa didaftarkan setelah NIB sudah keluar ketika pelaku usaha sudah membutuhkan izin tersebut. Pemilihan Bidang Usaha di NIB dilakukan dengan memilih KBLI Bidang Usaha yang sesuai. [4]

Gambar 6 contoh NIB

6.          Pengajuan Izin Usaha dan Izin Komersial
Sama seperti NIB, Izin Usaha diterbitkan setelah NIB sudah keluar. Izin Usaha menggantikan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) yang sebelumnya menjadi salah satu dokumen perizinan wajib untuk perusahaan. Izin usaha diajukan terlebih dahulu sebelum izin komersial. Izin Komersial berfungsi untuk pelaku usaha atau badan usaha yang dengan bidang yang kegiatan operasionalnya membutuhkan izin khusus. [4]
Contohnya adalah perusahaan yang melakukan produksi makanan atau obat-obatan.

Gambar 7 contoh SIUP


BAB II
SDM DAN ORGANISASI

2.1    Struktur organisasi
Bentuk-bentuk Struktur Organisasi yang sering digunakan dalam organisasi pada umumnya terdiri dari 3 bentuk, yaitu Struktur Organisasi Fungsional, Struktur Organisasi Divisional (berdasarkan Produk/Pasar) dan Struktur Organisasi Matriks. [5]
1.          Struktur Organisasi Fungsional
Merupakan Struktur Organisasi yang paling umum digunakan oleh suatu organisasi. Pembagian kerja dalam bentuk Struktur Organisasi Fungsional ini dilakukan berdasarkan fungsi manajemennya seperti Keuangan, Produksi, Pemasaran dan Sumber daya Manusia. Karyawan-karyawan yang memiliki keterampilan (skill) dan tugas yang sama akan dikelompokan bersama kedalam satu unit kerja. Struktur Organisasi ini tepat untuk diterapkan pada Organisasi atau Perusahaan yang hanya menghasilkan beberapa jenis produk maupun layanan. Struktur organisasi bentuk ini dapat menekan biaya operasional namun mengalami kesulitan dalam berkomunikasi antar unit kerja.


Gambar 8 contoh bentuk organisasi Fungsional

2.          Struktur Organisasi Divisional
Struktur Organisasi Divisional (Divisional Structure Organization) adalah Struktur Organisasi yang dikelompokkan berdasarkan kesamaan produk, layanan, pasar dan letak geografis. Organisasi bentuk Divisional ini biasanya diterapkan di perusahaan yang berskala menengah keatas,hal ini dikarenakan biaya operasional akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan bentuk Organisasi Fungsional.

Gambar 9 contoh bentuk organisasi Divisional

3.          Struktur Organisasi Matriks
Struktur Organisasi Matriks (Matrix Structure Organization) merupakan kombinasi dari Struktur Organisasi Fungsional dan Struktur Organisasi Divisional dengan tujuan untuk menutupi kekurangan-kekurangan yang terdapat pada kedua bentuk Struktur Orgnisasi tersebut.


Gambar 10 contoh bentuk organisasi Matriks

2.2    Deskripsi dan Spesifikasi Tugas
Analisis Jabatan atau Job Analysis merupakan alat utama yang digunakan untuk mengumpulkan data pekerjaan atau jabatan. Proses Job Analysis ini akan menghasilkan dua kumpulan data yaitu kumpulan data Deskripsi Jabatan (Job Description) dan Spesifikasi Jabatan (Job Spesification). Kedua kumpulan data ini diperlukan oleh Manajer SDM untuk menentukan orang yang tepat untuk mengisi lowongan-lowongan pekerjaan yang dibutuhkan oleh perusahaan sehingga dapat menempatkan orang yang benar pada posisi atau jabatan yang tepat. [6]


Gambar 11 Deskripsi dan Spesifikasi tugas

1.          Deskripsi Jabatan (Job Description)
Uraian yang mencakup pekerjaan dasar suatu jabatan yang termasuk tugas, wewenang, tanggung jawab dan informasi-informasi penting lainnya yang melekat pada jabatan tersebut. Contoh Informasi-informasi dalam deskripsi jabatan tersebut diantaranya seperti nama Jabatan, lingkungan dan lokasi pekerjaan, informasi pelaporan, ringkasan pekerjaan, sifat pekerjaan, tujuan pekerjaan, tugas-tugas yang harus dilakukan, kondisi kerja, mesin dan peralatan yang akan digunakan serta bahaya dan risiko yang terlibat didalamnya.
Tujuan Deskripsi Jabatan (Job Description)
§   Tujuan utama Deskripsi Jabatan adalah mengumpulkan data pekerjaan yang berkaitan dengan jabatan yang bersangkutan dan untuk pengiklanan pengrekrutan karyawan yang berbakat.
§   Memberikan pandangan yang jelas mengenai jenis kandidat yang dibutuhkan oleh departemen atau divisi tertentu untuk melakukan tugas dan pekerjaan tertentu.
§   Untuk menentukan apa yang harus disampaikan kepada kandidat tentang pekerjaan apa yang akan diisinya dan juga apa yang harus dilakukan apabila terpilih menjadi karyawan.

2.          Spesifikasi Jabatan (Job Specification)
Spesifikasi Jabatan (Job Specification) atau juga dikenal dengan spesifikasi karyawan adalah pernyatan tertulis tentang kualifikasi pendidikan, tingkat pengalaman, kualitas khusus, keterampilan fisik, emosional, teknis dan kemampuan komunikasi yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan dan tanggung jawab yang terlibat dalam pekerjaan. Spesifikasi Jabatan ini juga mencakup kesehatan umum, kesehatan mental, kecerdasan, bakat, daya ingat,  keterampilan kepemimpinan, kemampuan beradaptasi, kemampuan emosional, flesibilitas, perilaku, kreativitas, etika dan lain sebagainya.

Tujuan Spesifikasi Jabatan (Job Specification)
§   Berdasarkan informasi deskripsi jabatan, spesifikasi jabatan membantu kandidat (pelamar) menganalisis apakah dirinya memenuhi syarat untuk mengisi lowongan pekerjaan tertentu atau tidak.
§   Spesfikasi Jabatan dapat membantu tim rekrut untuk memahami apakah kandidat yang melamar telah memenuhi tingkat kualifikasi, kualitas, karakteristik syarat-syarat lainnya untuk mengisi jabatan yang dibutuhkan oleh perusahaan.
§   Spesifikasi Jabatan memberikan informasi rinci tentang tanggung jawab, keterampilan teknis dan fisik yang diinginkan, kemampuan berkomunikasi dan syarat-syarat lainnya yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan tertentu.
§   Spesifikasi Jabatan membantu memilih kandidat yang paling tepat untuk mengisi jabatan kosong yang dibutuhkan oleh perusahaan.

2.3    Sistem Penggajian
Sistem pengajian adalah mengembangkan sekumpulan prosedur yang memungkin perusahaan untuk menarik, menahan dan memotivasi staf yang diperlukan, serta untuk mengendalikan biaya pembayaran gaji. Karena tidak ada satu pola yang dapat digunakan secara universal maka prosedur ini harus disesuaikan dengan kebijakan gaji tiap-tiap organisasi, dan hendaknya didasar atas kebijakan yang dianggap adil.[7]
Sistem penggajian dan pengupahan adalah jaringan prosedur  yang terdiri dari sebagai berikut:
1.     Prosedur pencatatan waktu hadir
Prosedur ini bertujuan untuk mencatat waktu hadir karyawan. Pencatatan waktu hadir ini diselenggarakan oleh fungsi pencatat waktu dengan mengunakan daftar hadir pada pintu masuk kantor adninistrasi atau pabrik. Pencatatan waktu hadir karyawan ini diselenggarakan untuk menentukan gaji dan upah karyawan.
2.     Prosedur pencatat waktu kerja
Dalam perusahaan manufaktur yang produksinya berdasarkan pesanan, pencatat waktu kerja diperlukan bagi karyawan yang berkerja di fungsi produksi untuk keperluan distribusi biaya dan upah karyawan kepada produk atau pesanan yang menikmati jasa karyawan tersebut. Jika misalnya seorang karyawan pabrik hadir ke perusahaan selama 7 jam dalam suatu hari kerja, jumlah jam hadir tersebut dirinci menjadi waktu kerja dalam tiap-tiap pesanan yang dikerjakan. Dengan demikian waktu kerja ini dipakai sebagai dasar pembebanan biaya tenaga kerja  langsung kepada produk yang diproduksi.
3.     Prosedur pembuatan daftar gaji
Dalam prosedur ini fungsi pembuat daftar gaji dan upah membuat daftar gaji dan upah karyawan. Data yang dipakai sebagai dasar pembuatan daftar gaji adalah surat-surat keputusan  mengenai pengankatan karyawan baru, kenaikan pangkat, penurunan pangkat, pemberhentian karyawan, daftar gaji bulan sebelumnya dan daftar hadir.
4.     Prosedur distribusi biaya gaji
Dalam prosedur ditribusi biaya gaji dan upah, biaya tenaga kerja didistribusikan kepada departemen-departemen yang menikmati manfaat  tenaga kerja. Distribusi biaya tenaga kerja ini dimaksud untuk pengendalian biaya dan perhitungan harga pokok produk.
5.     Prosedur pembayaran gaji
Prosedur pembayaran gaji dan upah melibatkan fungsi akuntansi dan fungsi keuangan. Fungsi akuntansi membuat perintah pengeluaran kas kepada fungsi keuangan untuk menulis cek guna pembayaran gaji dan upah. Fungsi keuangan kemudian menguangkan cek tersebut ke bank dan memasukan uang ke amplop gaji dan upah. Jika jumlah karyawan perusahaan banyak. Pembagian amplop dan upah dapat dilakukan dengan membagikan cek gaji dan upah kepada karyawan.



BAB III
ASPEK PEMASARAN

3.1    Spesifikasi produk/jasa
Produk adalah setiap hal berupa barang maupun jasa yang  ditawarkan ke pasar untuk memenuhi kepuasan dan kebutuhan konsumen. Keputusan-keputusan tentang produk dalam aspek pemasaran mencakup bentuk penawaran secara fisik, merknya, kemasaran, garansi, dan servis purna jual. Pengembangan produk dapat dilakukan setelah mengetahui keperluan dan keingingan pasarnya. Jika masalah ini telah selesai maka keputusan mengenai harga, distribusi dan promosi dapat diambil.
Selain itu produk juga tidak selalu diidentikan dengan barang. Produk yang tidak berwujud disebut dengan jasa. Jasa ialah segala tindakan maupun unjuk kerja yang ditawarkan ke pihak lain yang intangible dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun. Produksinya bisa terkait dan bisa juga tidak terikat pada suatu produk fisik.[8]

3.2    Segmentasi produk/jasa
segmentasi pasar didasarkan pada pemisahan atau pengkhususan diantara para calon konsumen sebagai pasar. Pada kenyataannya, pasar itu bersifat heterogen oleh karena itu sulit kiranya bagi perusahaan untuk memasarakan produknya (kecuali produk tertentu seperti garam) tanpa mengadakan segmentasi pasar. Pada kasus seperti ini perusahaan harus dapat menentukan beberapa segmen pasar dan kemudian baru mengalokasikan sumber-sumber ke segmen tersebut. [8]
Adapun definisi segmentasi pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu produk ke dalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogen. Jadi perusahaan membagi pasarnya ke dalam segmen-segmen pasar tertentu dimana tiap-tiap segmen tersebut memiliki sifat homogen. Hal ini disebabkan karena dalam kenyataanya masih terdapat produk yang memiliki sifat heterogen pada seluruh pasar atau produk tersebut hanya diperlukan oleh kelompok pasar tertentu saja. Sedangkan homogenitas pada tiap segmen dikarenakan terdapat differensiasi pada cara dalam membeli, cara dalam menggunakan produk, keperluan pemakai, alasan dilakukan pembelian, tujuan pembelian itu sendiri dan sebagainya.
Jadi segmentasi ini merupakan proses yang menyeluruh di mana perusahaan harus memperhatikan pembelian dari masing-masing segmen. Faktor-faktor yang digunakan untuk menyusun aspek pemsaran segmentasi pasar adalah : [8]
·            Demografi
Seperti umur, kepadatan penduduk, jenis kelamin, agama, kesukaan, pendidikan dan sebagainya.
·            Tingkat Penghasilan
·            Sosiologis
Seperti kelompok budaya, kelas-kelas sosial dan sebagainya
·            Psikologis/psikhografis
Seperti kepribadian, sikap, manfaat produk yang diinginkan dan sebagainya.
·            Syarat-syarat mengadakan segmentasi
Segmen pasar yang memiliki ciri khas ialah segmen yang belum terlayani maupun telah terlayani namun belum maksimal.

Terdapat 3 faktor dalam mendukung usaha segmentasi untuk lebih efektif, diantaranya:
·            Measurability
Tingkat informasi yang ada mengenai sifat-sifat pembeli. Sejauh mana sifat tersebut dapat dikukur. Misalkan untuk mengukur jumlah pembeli mobil yang pembeliannya didorong oleh pertimbangan-pertimbangan ekonomi ataukah status atau kualitas.
·            Accesibility
Tingkat dimana perusahaan iru secara efektif memusatkan usaha pemasarannya pada segmen yang telah dipilihnya. Misalkan kegiatan periklanannya belum tentu sama antara segmen yang lama dengan segmen yang baru.
·            Substaintiality
Tingkat dimana segmen itu adalah luas dan cukup untuk melakukan kegiatan pemasaran tersendiri.

3.3    Analisis Situasi Pasar
Analisis pasar dan pemasaran pada tingkat lanjut adalah dengan melakukan analisa dan peramalan permintaan. Adapun hal yang perlu diperhatikan adalah : [8]
1.          Permintaan Pasar
Pada evaluasi kesempatan pemasaran, kebanyakan perusahaan memilai dengan melihat permintaan pasar. Kemudian apa yang dimaksud dengan permintaan pasar.
Melihat definisi tersebut kita dapat melihat bahwa permintaan pasar itu bukanlah merupakan sebuah konsep yang sederhana karena di dalamnya terdapat 8 unsur penting seperti :
·            Produk
·            Volume Total
·            Dibeli
·            Kelompok Pembeli
·            Daerah geografis
·            Periode Waktu
·            Lingkungan Pemasaran
·            Program Pemasaran





2.          Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Pasar
Menurut para ahli ekonomi, terdapat beberapa faktor utama sebagai penentu dari permintaan pasar. Faktor-faktor tersebut adalah : [8]
·       Harga produk
·       Harga produk lain
·       Penghasilan pembeli
·       Selera pembeli
Pada faktor-faktor tersebut perlu ditambahkan adanya faktor penentu non-harga seperti :
·       Usaha periklanan (Contoh Iklan Menarik)
·       Usaha penjualan dengan salesman

3.          Analisa Volume Penjualan dan Biaya Pemasaran
Analisa volume penjualan pada aspek pemasaran analisa pasar dan peramalan permintaan merupakan suatu studi mendalam tentang masalah “penjualan bersih” dari laporan rugi-laba perusahaan. Manajemen perlu menganalisa volume penjualan total dan juga volume itu sendiri. Analisa tersebut dapat didasarkan pada :
·            Product Line
·            Segmen pasar (teritorial, kelompok pembeli, dan sebagainya)

Dalam menganalisa, manajer dapat membandingkan penjualannya dengan sasaran perusahaan dan juga dengan penjualan industri.
Analisa volume penjualan sangat bermanfaat dalam evaluasi dan pengendalian kegiatan pemasaran perusahaan. Selain analisa mengenai volume penjualan, manajer dapat mengadakan analisa biaya pemasaran untuk menentukan Profitabilitas (kemampuan untuk mendapatkan laba) daerah penjualannya, product line, maupun unit-unit pemasaran yang lain.
Analisa biaya pemasaran merupakan studi mendalam tentang masalah biaya operasi dari laporan rugi-laba perusahaan. Juga untuk berbagai pos biaya, perusahan dapat membuat sasaran yang dianggarkan dan kemudian menganalisa variasi-variasi antara biaya yang dianggarkan (dibudgetkan) dengan biaya sesungguhnya.

4.          Mengestimasikan Penjualan Potensial
Dalam melayani kebutuhan pasarnya, perusahaan perlu memperkirakan penjualan potensialnya. Ini dibuat untuk menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam melayani atau mengisi kebutuhan tersebut.
Penjualan potensial sendiri merupakan tingkat penjualan maksimum yang dapat dicapai oleh penjual. Melihat definisi tersebut, penjualan potensial dapat ditentukan berdasarkan 2 macam faktor yaitu :

·            Penjualan Potensial Industri
Tingkat penjualan maksimum yang dapat dicapai oleh seluruh penjual barang atau jasa.
·            Penjualan Potensial Perusahaan
Tingkat penjualan maksimum yang dapat dicapai oleh sebuah perusahaan.

5.          Peramalan Penjualan
Peramalan penjualan yang tepat pada aspek pemasaran dalam kewirausahaan ataupun pengelolaan usaha sangat diperlukan dalam setiap tahap perencanaan bisnis.
Manajer pemasaran harus mempunyai ramalan penjualan yang dimaksudkan untuk :
·            Menentukan kuota
·            Dipakai sebagai pedoman di dalam pengembangan produk
·            Merencanakan promosi
·            Mengalokasikan tenaga kerja

3.4    Analisis Pesaing
Pesaing merupakan perusahaan yang memproduksi atau memasarkan barang dan jasa yang memiliki kemiripan dengan produk yang kita hasilkan/tawarkan. Analisa pesaing yang perlu dilakukan adalah dengan melakukan identifikasi terhadap kesempatan, ancaman atau persoalan strategis yang timbul dari pergantian suasana bersaing yang potensial. [8]
Analisa ini bertujuan sebagai refrensi bagi perusahaan untuk terus memperbaiki kinerja perusahaan agar mampu meningkatkan daya saing di dunia bisnis.

3.5    Strategi promosi
Promosi merupakan upaya dari penjual untuk menawarkan produknya kepada pembeli atau konsumen supaya konsumen berminat untuk melakukan pembelian. Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan promosi adalah sebagai berikut : [8]
1.          Tujuan Promosi:
·            Memberitahu konsumen tentang penawaran produk
·            Mengingatkan kepada konsumen akan manfaat dari produk yang kita tawarkan
·            Membujuk konsumen untuk melakukan transaksi pembelian
·            Merubah perilaku konsumen
·            Mempertahankan merk produk perusahaan di mata konsumen





2.          Bauran Promosi
Pada initnya variabel yang ada di dalam bauran promosi ada 4 yaitu :
·            Periklanan
Periklanan adalah bentuk presentasi dan promosi non privat mengenai ide, produk yang dibiayai oleh pihak bersponsor tertentu.
·            Personal Selling
Komunikasi yang terbentuk bersifat individual dan dilakukan timbal balik. Keduanya dapat memberikan tanggapan masing-masing dan dilakukan secara fleksibel sesuai dengan kondisi yang ada.
·            Publisitas
Komunikasi dengan masyarakat luas melalui hubungan masyarakat ini dapat mempengaruhi kesan terhadap sebuah organisasi maupun produk atau jasa yang ditawarkan.
3.          Promosi Penjualan
Aktivitas pada promosi penjualan antara lain : peragaan, pertunjukkan dan pameran, demonstrasi dan sebagainya. Bisanya kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan promosi lain dan biayanya relatif lebih murah dibandingkan periklanan dan penjualan secara langsung.

3.6    Media promosi berbasis TI
Pemasaran di era digital sejatinya tidak sesederhana memindahkan media promosi dari bentuk cetak ke dalam konten digital. Setiap marketer hari ini punya tugas baru, tanggung jawab baru, dan dunia gaya baru yang belum pernah ada sebelumnya – belum lagi perkembangan teknologi dan fasilitas hari ini yang berkembang dengan sangat pesat. [8]
Perkembangan media promosi dalam era digital tidak lepas dari manajemen dan strategi pemasaran berbasis teknologi, dengan perkembangan dari masa ke masa sebagai berikut :
1.      Pemasaran 1.0: Age of Advertising
Pada awal kemunculan teknologi informasi, perusahaan besar berlomba-lomba untuk menampilkan brand mereka melalui iklan. Baik itu menggunakan media cetak (koran/majalah), televisi maupun radio. Model iklan nya pun relatif seragam, penyampaian satu arah, konten pada umumnya hanya berisi product knowledge, serta hanya fokus pada tampilan, bukan pesan.
2.      Pemasaran 2.0: Digital Marketing
Dengan semakin pesatnya perkembangan internet serta pertumbuhan penggunanya, model marketing hadir dengan konten-konten digital. Sebutlah e-mail marketing, web marketing, iklan google, tidak terlewat strategi pemasaran bisnis model baru lewat adanya e-commerce.



3.      Pemasaran 3.0: Modern Marketing
Dengan semakin banyaknya pilihan marketing mulai dari jenis konten, penggunaan channel, serta layanan pelanggan mulai dari yang manual hingga terotomasi, manajemen dan strategi pemasaran hari ini sangat memungkinkan setiap bisnis untuk selalu engage dengan pelanggannya terlebih secara real-time.
Dengan semakin berkembangnya model pemasaran hari ini, tentu bukan hal yang mudah untuk memilah dan memilih metode pemasaran yang tepat sehingga diperlukan manajemen pemasaran yang dapat disalurkan melalui media sebagai berikut :
a.      Social Media
Harus diakui, media sosial telah merubah pola komunikasi antara brand dengan konsumennya. Media sosial bukan lagi masalah keindahan gambar, product knowledge, tapi lebih pada seberapa besar kualitas interaksi yang bisa diciptakan. Dengan adanya vitur real-time seperti live via Instagram/YouTube, webinar online, serta kanal-kanal group chat, sangat memudahkan bisnis untuk bisa hadir dalam keseharian customer nya dan tampil apa adanya.
b.      Content Marketing
Adanya content marketing telah mengubah paradigma pemasaran tradisional menjadi lebih natural. Dengan adanya pemasaran melalui konten yang useful baik itu infografis, video, atau foto sekalipun, sebuah brand bisa hadir di tengah customer tanpa harus menggunakan tangan perusahaan secara langsung. Kuncinya hanya bagaimana membuat orang lain suka dengan isi informasi tersebut dan mau menyebarkannya secara sukarela.

c.      Mobile Mindset
Tren akses internet dari smartphone (mobile web) yang semakin mendominasi dibanding desktop membuat bisnis manapun harus mulai concern terhadap fenomena ini. Tantangan selanjutnya adalah bagaimana pemasaran yang dilakukan sesuai dan terintegrasi di semua platform manapun, terlebih smartphone.
d.            Data
Era big data telah memungkinkan para marketer untuk dapat mengetahui lebih dalam mengenai pelanggannya. Tidak hanya kebutuhan konsumen, bahkan kebiasaan, demografi serta perilaku konsumen juga dapat membantu dalam merumuskan strategi pemasaran yang paling tepat. Sebuah perusahaan yang memiliki pengelolaan data yang baik serta pemanfaatan yang tepat tentu bisa menciptakan performa marketing yang jauh lebih efektif, efisien dan tepat sasaran.




BAB IV
ASPEK KEUANGAN

4.1    Komponen biaya/anggaran
Berdasarkan komponen yang menyusunnya, biaya produksi meliputi: [9]
·            Bahan baku atau bahan dasar, termasuk bahan setengah jadi;
·            Bahan pembantu atau bahan penolong;
·            Upah tenaga kerja tidak terdidik dan tenaga kerja terdidik;
·            Penyusutan peralatan produksi;
·            Bunga modal;
·            Sewa (gedung atau peralatan yang lain);
·            Biaya pemasaran, seperti biaya penelitian dan analisis pasar produk, biaya angkutan dan pengiriman, dan biaya reklame atau iklan;
·            Pajak perusahaan.

4.2    Estimasi biaya/satuan biaya
Estimasi biaya harus sudah dilakukan sejak tahap konsepsi proyek. Dengan demikian perkiraan biaya proyek dapat dilakukan dengan baik sehingga menghasilkan estimasi biaya yang akurat. Artinya estimasi biaya tidak terlalu tinggi yang menyebabkan tidak mampu bersaing dengan perusahaan lain dalam tahap tender, atau tidak terlalu rendah yang meski dapat memenangkan tender namun ujungnya mengalami kesulitan pendanaan karena diangarkan kurang. [10]
Ada tiga pendekatan pokok dalam memperkirakan biaya dilihat dari cara pengumpulan informasi, yaitu: [10]
1.          Perkiraan Biaya secara top-down
Dalam pendekatan ini, manajer puncak memperkirakan biaya seluruh proyek, Selanjutnya, gambaran umum estimasi proyek tersebut diberikan kepada manajer di bawahnya untuk melakukan estimasi biaya untuk paket kerja yang lebih kecil yang menjadi bagian dari keseluruhan pekerjaan proyek. Hal ini dilakukan sampai pada level manajer tingkat paling bawah. Batasan estimasi biaya untuk manajer tingkat lebih bawah adalah bahwa mereka tidak bisa mengusulkan eatimasi biaya yang lebih besar dari yang sudah diperkirakan oleh manajer di atasnya.
2.          Perkiraan Biaya secara Bottom Up
Pertama-tama yang dilakukan adalah merinci pekerjaan proyek menjadi pekerjaan-pekerjaan yang lebih detail. Selanjutnya, orang-orang yang terlibat dalam pengerjaan paket kerja diminta pendapatnya mengenai biaya yang dibutuhkan dan waktu untuk penyelesaian suatu paket pekerjaan. Pendekatan  Bottom Up ini jarang digunakan karena riskan dari sudut pandang manajer puncak. Ada kecenderungan kekurangpercayaan manajer puncak terhadap bawahannya yang mungkin akan melebih-lebihkan (mark-up) perkiraan biaya yang diperlukan untuk menjamin keberhasilan di departemennya masing-masing.
3.          Kombinasi Top Down dan Bottom Up
Pada pendekatan ini, manajer tingkat atas mengundang bawahannya untuk mengajukan usulan perkiraan biaya pekerjaan.. Selanjutnya bawahan tersebut menyampaikan permintaan manajer tingkat atas tersebut ke tingkat yang lebih bawah melalui departemen, devisi, seksi sampai subeksi . Usulan dari bawah tersebut selanjutnya dikumpulkan. Saat meminta usulan perkiraan biaya dari bawahannya, manajer puncak memberi catatan tntang batasan-batasan yang diperbolehkan dalam memperkirakan biaya, baik menyangkut jumlah maupun prioritas pekerjaan. Dengan demikian ketika bahawan mengajukan usulan perkiraan biaya, maka catatan dari manajer puncak telah menjadi pertimbangan.

4.3    Penyusunan Anggaran/investasi perusahaan
1.          Penerbitan Pedoman
Mengembangkan pedoman yang mengatur penyusunan anggaran, untuk disebarkan kepada semua manajer. Pedoman ini dinyatakan secara implisit dalam rencana strategis dan dimodifikasi sesuai dengan perkembangan yang telah terjadi semenjak disetujui.
2.          Usulan awal anggaran
Mengembangkan permintaan anggaran, didasarkan pada tingkatan yang ada, yang kemudian dimodifikasi sesuai dengan pedoman
3.          Negosiasi
Pembuat anggaran mendiskusikan usulan anggaran dengan atasannya. Pertimbangan yang mempengaruhi, adalah kinerja di tahun anggaran sebaiknya merupakan perbaikan dari kinerja tahun berjalan
4.          Tinjauan dan persetujuan
Usulan anggaran diajukan melalui beberapa tingkatan yang berjenjang dalam organisasi. Analis akan menganalisis usulan anggaran dari berbagai unit bisnis dengan mempelajari konsistensi, contoh; apakah anggaran produksi konsisten dengan rencana volume penjualan.
5.          Revisi anggaran, harus dijustifikasi berdasarkan perubahan kondisi  yang signifikan dari yang ada ketika anggaran yang asli disetujui

4.4    Penyusunan Cashflow Perusahaan
Laporan arus kas atau cash flow sendiri terdiri dari 3 aktivitas berikut ini:[11]
1.          Aktivitas Operasi (Operating Activities)
Aktivitas operasi merupakan laporan arus kas yang terdiri dari kegiatan operasional perusahaan
2.          Aktivitas Investasi (Investing Activities)
Aktivitas investasi ini berkaitan dengan aktivitas arus kas yang dihasilkan dari penjualan ataupun pembelian aktiva tetap.
3.          Aktivitas Pendanaan (Financing Activities)
Aktivitas pendanaan merupakan aktivitas kas yang berasal dari penambahan modal perusahaan.

Ada dua metode untuk membuat laporan arus kas atau cash flow adalah metode langsung (direct cash flow) dan metode tidak langsung (indirect cash flow).
1.          Metode Langsung
Metode langsung merupakan metode membuat laporan arus kas dengan mengelompokkan kegiatan operasi ke dalam berbagai kategori.
2.          Metode Tidak Langsung
Berbeda dengan metode langsung, metode tidak langsung memusatkan perhatian pada perbedaan antara laba bersih dan arus kas dari aktivitas operasi.

Umumnya ada 5 langkah untuk membuat cash flow adalah:
1.          Menghitung Kenaikan atau Penurunan Kas
Untuk menghitungnya Anda dapat melihat laporan arus kas dan neraca pada akun kas. Selain itu, Anda juga dapat menghitung kenaikan dan penurunan kas dengan melihat buku kas bank dan buku kas kecil.
2.          Menghitung & Melaporkan Kas Bersih yang Digunakan pada Aktivitas Operasional
Pada langkah kedua ini Anda harus memisahkan kas yang khusus untuk kegiatan operasi. Kemudian, hitunglah jumlahnya dan buatlah laporan kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasional.
3.          Menghitung & Melaporkan Kas Bersih yang Digunakan pada Aktivitas Investasi
Langkah ketiga ini sama dengan langkah kedua, hanya saja yang membedakan jenis kegiatannya yakni kegiatan investasi. Kegiatan investasi misalnya, pembelian/penjualan aktiva tetap atau investasi jangka panjang lainnya. Perhatikan kegiatan investasi yang dilakukan pada periode berjalan dan hitunglah berapa jumlah kas bersih yang digunakan.
4.          Menghitung & Melaporkan Kas Bersih yang Digunakan pada Aktivitas Pendanaan
Untuk menghitung Anda dapat memasukkan nilai penambahan atau pengurangan kas yang berasal dari kewajiban jangka panjang dan ekuitas pemilik.
5.          Hitung & Jumlahkan Kas Bersih dari Ketiga Aktivitas
Langkah terakhir yakni menghitung penggunaan dan penerimaan kas bersih dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Anda hanya perlu membuat laporannya saja. Jangan lupa untuk memasukkan saldo kas awal periode pada perhitungannya.

4.5    Time Value of Money dan Tingkat Suku Bunga
1.      Time Value of Money
Nilai waktu dari uang, adalah suatu konsep yang mengacu pada perbedaan nilai uang yang disebabkan karena perbedaaan waktu. Memahami konsep dan teknik dalam menghitung nilai waktu dari uang merupakan hal yang penting dalam analisa keuangan.[12]
2.      Tingkat Suku Bunga (Interest Rate) [12]
Dalam beberapa kasus, kita dapat menentukan tingkat suku bunga yang dapat digunakan ; sedangkan di beberapa kasus lainnya, tingkat suku bunga tidak diketahui sehingga kita harus memperkirakannya. Sebelum dapat memahami mekanisme dari nilai waktu uang (kita akan menggunakan terminology nilai waktu uang sebagai definisi dari time value of money pada pembahasan selanjutnya), kita perlu melihat ilustrasi dari konsep ekonomi.
Nilai waktu uang sangat membantu kita untuk memahami hubungan kesetaraan yang terjadi pada nilai uang karena perbedaan waktu. Ide dari hubungan kesetaraan ini cukup mudah. Simak pembahasan berikut :
Kamu meminjam uang sebesar Rp 1 juta hari ini, tetapi hanya akan dikembalikan sebesar Rp 950 ribu. Apakah kamu mau? Saya kira tidak. Tetapi bagaimana kalau saya meminjamkan kamu uang sebesar Rp 950 ribu hari dan harus mengembalikan uang tersebut sebesar Rp 1 juta rupiah tahun depan. Dapatkah Rp 950 ribu dan Rp 1 juta tersebut kita anggap memiliki nilai yang setara? Mungkin saja! Karena Rp 1 juta tahun depan memiliki nilai yang lebih kecil daripada Rp 1 juta yang akan Anda terima hari ini.
Oleh karena itu, adalah hal yang wajar apabila terdapat pemotongan terhadap nilai Rp 1 juta yang akan kita tahun depan. Pemotongan nilai tersebut dilakukan berdasarkan seberapa lama penundaan pembayaran sebelum Anda mengembalikan uang Rp 1 juta tersebut kepada saya. Tingkat suku bunga, dilambangkan dengan r, merupakan cerminan hubungan uang karena perbedaan waktu tersebut. Apabila Rp 950 ribu hari ini memiliki nilai yang setara dengan Rp 1 juta di tahun depan, maka Rp 1 juta – Rp 950 ribu = Rp 50 ribu adalah kompensasi yang diperlukan untuk menggantikan uang saya, Rp 950 ribu, yang Anda pinjam hari ini. Lalu tingkat suku bunga – kompensasi – dapat dihitung sebesar Rp 50 ribu / Rp 950 ribu = 0.0526 atau 5,26 persen (5,26 %).

3.          Fungsi dari tingkat suku bunga
Tingkat suku bunga dapat diartikan sebagai minimal kompensasi yang harus diberikan kepada investor sebelum dia ingin meminjamkan uangnya.
Tingkat suku bunga juga dapat diartikan sebagai suku bunga yang kita gunakan untuk mencari nilai uang saat ini dari uang yang akan diterima di masa depan (seperti soal diatas).
Tingkat suku bunga dapat diartikan sebagai biaya peluang. Biaya peluang adalah nilai yang ditinggalkan oleh investor karena dia memilih kesempatan lainnya. Sebagai contoh, apabila saya memilih untuk menghabiskan uang Rp 950 ribu di atas untuk membeli berpesta, maka saya akan kehilangan peluang untuk mendapatkan Rp 50 ribu dari Anda.



4.6    Kriteria Investasi
Kriteria investasi = alat ukur yang menentukan apakah suatu proyek layak untuk dilaksanakan atau tidak layak untuk dilaksanakan.
Ada 5 kriteria investasi :[13]
1.          Net Present Value (NPV)
NPV = selisih antara Present Value dari benefit dan Present Value dari biaya
                     n        Bt-Ct
NPV = ∑     ————
        t= 1      (1+i)t
Bt = Benefit / keuntungan kotor yang diperoleh pada tahun t
Ct = Cost / biaya yang dikeluarkan pada tahun t
i = tingkat diskonto
n = umur ekonomi proyek (tahun)
Suatu proyek apabila nilai NPV > 0, maka proyek tersebut layak dijalankan
Jika NPV < 0, ditolak
2.          Internal Rate of Return (IRR)
·            Suatu kriteria investasi untuk mengetahui persentase keuntungan dari suatu proyek tiap-tiap tahun
·            Alat ukur kemampuan proyek dalam mengembalikan bunga pinjaman
3.          Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C)
·            Perbandingan antara jumlah NPV positif dengan jumlah NPV negatif
·            Net B/C menunjukkan ganbaran berapa kali lipat benefit akan diperoleh dari biaya yang dikeluarkan
4.          Gross Benefit-Cost Ratio (Gross B/C) = perbandingan antara jumlah Present Value Benefit (PV Benefit) dengan Present Value Biaya (PV Cost).
5.          Profitability Ratio
Perbandingan antara Present Value dari net Benefit (PV Benefit di luar investasi) dengan Present Value dari Investasi (PV Investasi)
                                      PV Net Benefit
Profitability Ratio = ———————
                                      PV Investasi

4.7    Pencatatan Keuangan Sederhana
Pencatatan adalah pengumpulan data secara teratur tentang peredaran atau penerimaan bruto dan/atau penghasilan bruto sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak yang terutang, termasuk penghasilan yang bukan objek pajak dan/atau yang dikenai pajak yang bersifat final. Beberapa langkah berikut ini bisa diikuti untuk membuat pembukuan sederhana perusahaan, yaitu :[14]


1.          Buku Catatan Pengeluaran
Gambar 12 Buku Pengeluaran Kas

Ketika awal menjalankan usaha, buatlah buku terpisah yang khusus untuk mencatat pengeluaran. Semua pengeluaran atau belanja dalam usaha mulai dari pembelian bahan baku, operasional hingga gaji karyawan harus kontinu dicatat secara jelas sehingga dapat mengetahui berapa jumlah modal usaha yang telah dikeluarkan dan dapat lebih mudah untuk menetapkan target serta rencana pembalikan modal usaha.
2.          Buku Catatan Pemasukan
Gambar 13 Buku Catatan Pemasukan
Setelah memiliki buku kas pengeluaran selanjutnya yang perlu dipersiapkan juga adalah buku kas pemasukan. Buku kas pemasukan ini nantinya akan digunakan untuk mencatat semua transaksi yang berhubungan dengan pemasukan perusahaan. Pencatatan transaksi pemasukan ini juga harus kontinu dilakukan setiap hari untuk mempermudah dalam melakukan pembuatan pembukuan bulanan perusahaan. Dengan memiliki buku kas pengeluaran dan pemasukan yang tertib dicatat setiap hari, akan mengetahui berapa jumlah keuntungan yang diperoleh dalam satu hari.

3.          Buku Kas Utama
Gambar 14 Buku Kas Utama

Dalam pembukuan keuangan perusahaan membuat buku kas utama adalah salah satu hal yang sangat penting. Buku kas utama ini nantinya akan digunakan untuk menggabungkan transaksi antara buku kas pemasukan dengan buku kas pengeluaran. Dengan menggabungkan transaksi dari dua buku kas tersebut, dapat diketahui secara detail dan jelas berapa keuntungan maupun kerugian perusahaan.

4.          Buku Stock Barang
Gambar 15 Buku Stok Barang

Dalam pembukuan keuangan perusahaan, transaksi yang perlu dicatat bukan hanya berhubungan dengan uang namun juga barang yang dicatat secara kontinu jumlah barang yang masuk dan keluar setiap hari. Semakin tinggi tingkat penjualan maka intensitas jumlah barang yang keluar dan masuk juga akan semakin tinggi. Dengan memiliki buku stok barang, bisa memonitor dan mengawasi persediaan barang yang ada dalam perusahaan. Selain itu, buku stok barang juga bisa membantu untuk menghindari adanya kecurangan yang dapat dilakukan oleh supplier maupun pegawai perusahaan.
5.          Buku Inventaris Barang
Gambar 16 Buku Investasi Barang

Semua jenis barang yang dimiliki perusahaan baik dibeli melalui anggaran belanja maupun hibah atau sumbangan harus masuk dalam catatan buku inventaris barang. Memiliki catatan inventaris barang akan menjaga setiap aset perusahaan agar tetap terkendali. Selain menjaga aset perusahaan, buku inventaris barang juga memiliki fungsi sebagai berikut:
§   Mempermudah dalam pengawasan.
§   Mencegah agar barang tidak mudah hilang.
§   Mempermudah untuk melakukan pengecekan barang.
§   Mempermudah kegiatan mutasi atau penghapusan barang.
§   Memiliki bukti tertulis terhadap pengelolaan barang sehingga dapat dipertanggungjawabkan.

6.          Buku Laba Rugi
Gambar 17 Buku Pengeluaran Kas

Buku laba rugi digunakan untuk mencatat pendapatan dan beban perusahaan selama periode tertentu. Dengan melakukan pencatatan tersebut, dapat mengetahui apakah perusahaan sedang dalam kondisi memiliki profit (laba) atau justru rugi. Pada perusahaan dengan skala besar, laporan laba rugi juga berfungsi untuk menentukan nilai investasi dan juga memprediksi jumlah arus kasa di masa yang akan datang. Bukan hanya untuk mengetahui laba ataupun rugi perusahaan, laporan laba rugi juga memiliki beberapa fungsi sebagai berikut, yaitu:
§   Untuk mengetahui perolehan laba atau rugi dalam suatu periode.
§   Memberikan informasi berapa jumlah pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan.
§   Untuk mengetahui apakah strategi dan langkah yang sudah dilakukan perusahaan efektif atau tidak dari besaran beban atau biaya perusahaan.
§   Sebagai referensi dalam mengevaluasi langkah dan strategi yang harus dilakukan perusahaan dalam periode selanjutnya.













DAFTAR PUSTAKA

diakses pada 11 November 2019
diakses pada 11 November 2019
diakses pada 11 November 2019
diakses pada 11 November 2019
diakses pada 11 November 2019
diakses pada 11 November 2019
diakses pada 11 November 2019
diakses pada 11 November 2019
diakses pada 11 November 2019
diakses pada 11 November 2019
diakses pada 11 November 2019
diakses pada 11 November 2019
diakses pada 11 November 2019
diakses pada 11 November 2019



DAFTAR GAMBAR
[1]        https://izin.co.id/indonesia-business-tips/2019/01/04/pendirian-pt-di-2019/
[2]        https://izin.co.id/indonesia-business-tips/2019/01/04/pendirian-pt-di-2019/
[3]        https://izin.co.id/indonesia-business-tips/2019/01/04/pendirian-pt-di-2019/
[4]        https://izin.co.id/indonesia-business-tips/2019/01/04/pendirian-pt-di-2019/
[5]        https://izin.co.id/indonesia-business-tips/2019/01/04/pendirian-pt-di-2019/
[6]        https://izin.co.id/indonesia-business-tips/2019/01/04/pendirian-pt-di-2019/
[7]        https://izin.co.id/indonesia-business-tips/2019/01/04/pendirian-pt-di-2019/
[8]        https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-contoh-bentuk-struktur-organisasi/
[9]        https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-contoh-bentuk-struktur-organisasi/
[10]    https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-contoh-bentuk-struktur-organisasi/
[11]    https://ilmumanajemenindustri.com/deskripsi-jabatan-spesifikasi-jabatan/
[12]    https://www.logiframe.com/id/cara-membuat-pembukuan-keuangan-sederhana/
[13]    https://www.logiframe.com/id/cara-membuat-pembukuan-keuangan-sederhana/
[14]    https://www.logiframe.com/id/cara-membuat-pembukuan-keuangan-sederhana/
[15]    https://www.logiframe.com/id/cara-membuat-pembukuan-keuangan-sederhana/
[16]    https://www.logiframe.com/id/cara-membuat-pembukuan-keuangan-sederhana/
[17]    https://www.logiframe.com/id/cara-membuat-pembukuan-keuangan-sederhana/



Post a Comment

0 Comments