BAB I
REGULASI & PROSEDUR PENDIRIAN PERUSAHAAN
1.1 Regulasi
Regulasi adalah suatu peraturan yang
dibuat untuk membantu mengendalikan suatu kelompok, lembaga / organisasi, dan
masyarakat demi mencapai tujuan tertentu dalam kehidupan bersama,
bermasyarakat, dan bersosialisasi. Tujuan dibuatnya regulasi atau aturan adalah
untuk mengendalikan manusia atau masyarakat dengan batasan-batasan tertentu.
Regulasi diberlakukan pada berbagai lembaga masyarakat, baik untuk keperluan
masyarakat umum maupun untuk bisnis.
Dalam bidang usaha, pengertian regulasi
bisnis dan bidang ekonomi adalah aturan yang mengendalikan perilaku dalam
berbisnis, baik dalam bentuk batasan hukum oleh pemerintah, regulasi industri,
peraturan asosiasi perdagangan, dan lainnya. Dengan kata lain, regulasi bisnis
adalah aturan atau etika yang harus dipenuhi oleh para pelaku bisnis dalam
menjalankan bisnisnya. Fungsi regulasi bisnis adalah untuk menertibkan perilaku
para pengusaha dan konsumen dalam batasan-batasan tertentu, dimana regulasi
bisnis tersebut bersifat mengikat dan mengendalikan perilaku masyarakat dalam
ruang lingkup bisnis. [1]
1.2 Prosedur Pendirian Perusahaan
Prosedur adalah rangkaian aksi yang detail
atau disebut juga suatu tindakan yang harus dijalankan dengan cara yang sama
(sesuai yang tertera pada teks prosedur) supaya mendapatkan hasil yang sama.
Prosedur dapat dikatakan juga sebagai rangkaian aktivitas atau langkah-langkah
yang harus dijalankan supaya dapat menghasilkan hasil yang diinginkan. Fungsi
prosedur ini untuk membantu seseorang dalam memahami bagaimana melakukan sesuatu
secara tepat, sehingga tujuannya dapat tercapai secara efisien dan efektif.
Dalam mendirikan perusahaan, prosedur yang
dilakukan cukup rumit dan harus diselesaikan, karena prosedur tersebut
digunakan untuk melegalkan suatu perusahaan agar terdaftar dalam pemerintahan,
sehingga usaha yang dilakukan pun dapat berjalan dengan baik. [2]
1.3 Bentuk-betuk usaha
Beberapa
bentuk badan usaha diantaranya adalah:
1.
Perusahaan Perseorangan
Dari
namanya kita tahu bahwa perusahaan perseorangan merupakan jenis kegiatan usaha,
modal dan manajemenya ditangani oleh satu orang.
Orang
yang punya usaha tersebut biasanya menjadi manajer atau direktur sendiri, jadi
tanggung jawabnya tidak terbatas.[3]
Ciri-cirinya
:
·
Dimiliki oleh perorangan.
·
Pengelolaan terbatas atau sederhana.
·
Modal tidak terlalu besar.
·
Kelangsungan hidup usaha bergantung pada
pemilik perusahaan.
Kelebihan
:
·
Dapat mudah dimulai.
·
Biaya tergolong rendah.
·
Bebas dalam mengelola perusahaan.
Kekurangan
:
·
Karena perorangan dan biaya terbilang
sedikit, jadi kemampuan perusahaan terbatas.
·
Tenaga kerja dan manajemen terbatas.
·
Kebutuhan modal yang dapat dipenuhi oleh
pemilik juga kecil.
2. Koperasi
Koperasi
adalah jenis badan usaha yang beranggotakan orang – orang atau badan hukum
koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berlandaskan asas kekeluargaan. [3]
Kelebihan
:
·
Sisa hasil Usaha yang dihasilkan oleh
koperasi akan dibagi kepada anggota.
·
Anggota koperasi berperan jadi konsumen
dan produsen sekaligus.
·
Seseorang yang akan menjadi anggota
koperasi atau yang ingin atau yang sudah menjadi anggota, bukan karena
terpaksa, melainkan keinginanya sendiri untuk memperbaiki hidupnya.
·
Mengutamakan kepentingan Anggota.
Kekurangan
:
·
Modal terbatas.
·
Daya saing lemah.
·
Tidak semua anggota memiliki kesadaran
berkoperasi.
·
Sumber daya manusia terkadang kurang.
3. BUMN ( Badan Usaha Milik Negara )
BUMN
merupakan jenis badan usaha dimana seluruh atau sebagian modal dimiliki oleh
Pemerintah. Status pegawai yang bekerja di BUMN adalah karyawan BUMN, bukan
pegawai negeri. Bentuk badan usaha BUMN, yaitu : [3]
a. Perjan
Perjan
merupakan salah satu bentuk badan usah yang seluruh modalnya dimiliki oleh
Pemerintah. Kemudian perjan fokus melayani masyarakat. Namun karena selalu
fokus pada masyarakat dan tanpa adanya pemasukan untuk menanggulangi hal
tersebut, maka sudah tidak terapkan lagi. Contoh Perjan : PJKA (Perusahaan
Jawatan Kereta Api), sekaran menjadi PT. KAI.
b. Perum
Perum
ibarat perubahan dari Perjan. Sama seperti perjan, namun perum berorientasi
pada profit atau mencari keuntungan. Perum dikelola oleh negara dan karyawan
berstatus sebagai Pegawai Negeri. Walaupun sudah berusaha mencari keuntungan
namun tetap saja merugi, sehingga Negara menjualnya ke publik dan pada akhirnya
berganti nama menjadi Perseo.
c. Persero
Persero
merupakan salah satu bentuk badan usaha yang dikelola oleh Negara. Tidak
seperti Perjan dan Perum. Selain mencari keuntungan, Persero juga
mendedikasikan untuk pelayanan masyarakat.
Ciri-ciri
Persero :
· Tujuan
utamanya mencari laba (Komersial)
· Modal
sebagian atau seluruhnya berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan yang
berupa saham-saham
· Dipimpin
oleh direksi
· Pegawainya
berstatus sebagai pegawai swasta
· Badan
usahanya ditulis PT (nama perusahaan) (Persero)
· Tidak
memperoleh fasilitas negara
4. BUMS ( Badan Usaha Milik Swasta )
Badan
Usaha Milik Swasta atau BUMS adalah jenis badan usaha yang didirikan dan
dimodali oleh seseorang atau sekelompok orang. Berdasarkan UUD 1945 pasal 33,
Berdasarkan badan hukumnya, BUMS dibedakan menjadi : [3]
1. Firma (Fa)
Firma
merupakan badan usaha yang didirikan oleh 2 orang atau lebih dimana tiap
anggota bertanggung jawab penuh atas perusahaan.
Modal
firman berasal dari anggota pendiri. Untuk laba atau keuntungan dibagikan
kepada anggota dengan perbandingan sesuai akta sewaktu pendiriannya.
Ciri-ciri
Firma :
· Para
sekutu aktif dalam mengelola perusahaan
· Tanggung
jawab tak terbatas atas segala resiko yang terjadi
· Akan
berakhir jika salah satu anggota mengundurkan diri atau meninggal dunia.
Kelebihan
:
· Mudah,
tak perlu banyak persyaratan namun perlu kesepakatan para pihak yang akan
mendirikan firma.
· Tidak
terlalu memerlukan akta formal karena menggunakan akta dibawah tanda tangan
· Modal
lebih cepat cair
· Lebih
mudah berkembang
Kekurangan
:
· Punya
tanggung jawab yang tak terbatas apabila ada resiko
· Bisa
mengancam kelangsungan hidup perusahaan bila salah satu pendiri meninggal dunia
atau mengundurkan diri
· Sulit
dalam peralihan pimpinan dan sering terjadi konflik internal
· Kesulitan
menghimpun dana besar serta mengikuti tender dalam jumlah tertentu
2. CV ( commanditaire vennootschap ) atau
Persekutuan Komanditer
Perusahaan
Komanditier atau yang biasa disingkat menjadi CV meruapakan perusahaan persekutuan
yang didirikan berbadasarkan kepercayaan. Dalam CV, terdapat beberapa sekutu
yang secara penuh bertanggung jawab atas sekutu lainnya, kemudian ada salah
satu yang menjadi pemberi modal. Dan tanggung jawab sekutu komanditer hanya
terbatas pada sejumlah modal yang diberikan. Terdapat 2 jenis sekutu :
· Sekutu
aktif adalah anggota yang memimpin/ menjalankan perusahaan dan bertanggung
jawab penuh atas utang- utang perusahaan.
· Sekutu
pasif / sekutu komanditer adalah anggota yang hanya menanamkan modalnya kepada
sekutu aktif dan tidak ikut campur dalam urusan operasional perusahaan. Sekutu
pasif bertanggung jawab atas risiko yang terjadi sampai batas modal yang
ditanam.
Ciri
– ciri CV :
·
Didirikan minimal 2 orang, dimana satu
orang bertindak sebagai Persero aktif, dan satunya lagi sebagai persero pasif
·
Seorang persero aktif akan bertindak
mengurus perseroan. Sehingga ia akan bertanggung jawab penuh atas segala
resiko.
·
Persero pasif hanya bertindak sebagai
sleeping partner. Dimana dia hanya bertanggung jawab sebesar modal yang ia
setorkan ke dalam perseroan.
Kelebihan
:
·
Bentuk CV sudah dikenal masyarakat,
sehingga memudahkan perusahaan ikut dalam berbagai kegiatan.
·
CV mudah memperloleh modal karena pihak
perbankan mempercayainya.
·
Lebih mudah berkembang karena dipegan
orang yang ahli dan dipercaya.
·
CV lebih fleksibel
·
Pembagian keuntungan diberikan pada
sekutur Komanditer dan tak kena pajak penghasilan
Kekurangan
:
·
Untuk mendirikan CV lebih ribet, karena
melalui akta notaris dan didaftarkan ke Departmen Kehakiman.
·
Status hukum badan usaha CV jarang dipilih
oleh pemilik modal atau beberapa proyek besar
3. PT ( Perseroan Terbatas )
Merupakan
badan hukum perusahaan yang banyak diminati pengusaha.
Ciri
– ciri PT :
·
Kewajiban terhadap pihak luar hanya terbatas
pada modal yang disetorkan.
·
Mudah dalam peralihan kemepimpinan.
·
Usia PT tidak terbatas.
·
Mampu untuk menghimpun dana dalam jumlah
yang besar.
·
Bebas untuk melakukan berbagai aktivitas
bisnis.
·
Mudah mencari karyawan
·
Dapat dipimpin oleh orang yang tidak
memiliki saham.
·
Pajaknya berganda antara Pajak Penghasilan
dan Pajak Deviden
Kelebihan
PT :
·
Mudah dalam peralihan kepemimpinan.
·
Mudah memperoleh tambahan modal.
·
Kelangsungan perusahaan sebagai badan
hukum lebih terjamin.
·
Lebih efisien dalam manajemen pengolahan
sumber-sumber modal.
Kekurangan
PT :
·
Pajaknya berganda antara Pajak Penghasilan
dan Pajak Deviden.
·
Pendiriannya memerlukan akta notaris dan
ijin khusus usaha tertentu.
·
Biaya pembentukan PT relatif tinggi.
·
Terlalu terbuka dalam pelaporan kepada pemegang
saham.
4. Yayasan
Yayasan
merupakan salah satu bentuk – bentuk badan usaha, namun yayasan tidak mencari
untung. Jadi lebih ke kepentingan sosial dan berbadan hukum.
Ciri
– ciri Yayasan :
·
Yayasan dibentuk berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
·
Yayasan dibentuk dengan memisahkan
kekayaan pribadi pendiri untuk tujuan nirlaba, religi, sosial dan kemanusiaan.
·
Didirikan dengan akta notaris.
·
Tidak memilik anggota dan tidak dimiliki
siapapun, namun memiliki pengurus atau organ untuk merealisasikan tujuan
Yayasan.
·
Yayasan dapat dibubarkan oleh pengadilan
dalam kondisi pertentangan tujuan yayasan dengan hukum, likuidasi dan pailit.
Kelebihan
Yayasan : Non profit dan rela membantu masyarakat
Kekurangan
Yayasan :Terbatasnya dana
1.4 Prosedur dan Legalitas
1. Pengecekan Nama oleh Notaris
Pada
Tahap ini, Anda harus menyediakan beberapa opsi nama untuk dicek oleh notaris.
Proses ini akan mengkonfirmasi apakah nama yang diajukan bisa digunakan atau
harus menggunakan nama baru untuk diajukan kembali. Nama yang dipilih harus
sesuai dengan panduan memilih nama PT. [4]
Contoh:
PT. MAJU DAMAI
SEJAHTERA
PT. SUKSES MAKMUR
ABADI
PT. MAJU JAYA
BERSAMA
2.
Pembuatan Draft Akta oleh Notaris
Setelah
Nama sudah dinyatakan bisa digunakan, notaris akan membuat draft Akta atas nama
PT yang sudah disetujui tadi. Biasanya Anda akan mendapatkan draft awal untuk
direvisi sebelum proses tanda tangan Akta di hadapan notaris.
3.
Finalisasi
dan Tanda Tangan Akta dihadapan Notaris
Setelah draft akta
sudah direvisi, maka Akta akan ditandatangani oleh pemilik saham perusahaan di
hadapan notaris. Setiap pemegang saham diwajibkan untuk hadir menandatangani
Akta. Setelah tahap ini, notaris akan membuat Salinan Akta dan mendaftarkan
akta tersebut di Kemenkumham untuk mendapatkan Surat Keputusan dari Kemenkumham
untuk mengesahkan Akta tersebut yang saat ini sekaligus terdaftar bersama no
NPWP di KPP. [4]
Gambar
1,2,3 contoh surat- surat
4.
Pengambilan
NPWP dan SKT Perusahaan
Setelah
NPWP Perusahaan sudah didaftarkan, Kartu NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) dan SKT
(Surat Keterangan Terdaftar) akan dikeluarkan oleh KPP(Kantor Pelayanan Pajak)
dengan persyaratan dokumen yang harus dilengkapi sebelumnya. [4]
Biasanya
KPP akan melakukan pengecekan apakah data penanggung jawab pada NPWP Perusahaan
tersebut sudah benar, memiliki format NPWP pribadi terbaru dan tidak terdapat
tunggakan pajak.
Gambar
4,5 contoh npwp dan surat keterangan
5.
Pendaftaran
NIB
NIB
atau Nomor Induk Berusaha adalah nomor pengenal bagi pelaku usaha. NIB
berfungsi untuk menggantikan TDP dan API, Akses Kepabeanan serta RPTKA jika
diperlukan oleh si pelaku USAHA. Pendaftaran NIB dilakukan melalui sistem OSS
(Online Single Submission). Pengajuan API tidak wajib dan hanya perlu diajukan
apabila dibutuhkan. Bila tidak langsung didaftarkan, API masih bisa didaftarkan
setelah NIB sudah keluar ketika pelaku usaha sudah membutuhkan izin tersebut.
Pemilihan Bidang Usaha di NIB dilakukan dengan memilih KBLI Bidang Usaha yang
sesuai. [4]
Gambar
6 contoh NIB
6.
Pengajuan
Izin Usaha dan Izin Komersial
Sama
seperti NIB, Izin Usaha diterbitkan setelah NIB sudah keluar. Izin Usaha
menggantikan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) yang sebelumnya menjadi salah
satu dokumen perizinan wajib untuk perusahaan. Izin usaha diajukan terlebih
dahulu sebelum izin komersial. Izin Komersial berfungsi untuk pelaku usaha atau
badan usaha yang dengan bidang yang kegiatan operasionalnya membutuhkan izin
khusus. [4]
Contohnya adalah
perusahaan yang melakukan produksi makanan atau obat-obatan.
Gambar
7 contoh SIUP
BAB II
SDM DAN ORGANISASI
2.1 Struktur organisasi
Bentuk-bentuk
Struktur Organisasi yang sering digunakan dalam organisasi pada umumnya terdiri
dari 3 bentuk, yaitu Struktur Organisasi Fungsional, Struktur Organisasi
Divisional (berdasarkan Produk/Pasar) dan Struktur Organisasi Matriks. [5]
1.
Struktur
Organisasi Fungsional
Merupakan
Struktur Organisasi yang paling umum digunakan oleh suatu organisasi. Pembagian
kerja dalam bentuk Struktur Organisasi Fungsional ini dilakukan berdasarkan
fungsi manajemennya seperti Keuangan, Produksi, Pemasaran dan Sumber daya
Manusia. Karyawan-karyawan yang memiliki keterampilan (skill) dan tugas yang
sama akan dikelompokan bersama kedalam satu unit kerja. Struktur Organisasi ini
tepat untuk diterapkan pada Organisasi atau Perusahaan yang hanya menghasilkan
beberapa jenis produk maupun layanan. Struktur organisasi bentuk ini dapat
menekan biaya operasional namun mengalami kesulitan dalam berkomunikasi antar
unit kerja.
Gambar
8 contoh bentuk organisasi Fungsional
2.
Struktur
Organisasi Divisional
Struktur
Organisasi Divisional (Divisional Structure Organization) adalah Struktur
Organisasi yang dikelompokkan berdasarkan kesamaan produk, layanan, pasar dan
letak geografis. Organisasi bentuk Divisional ini biasanya diterapkan di
perusahaan yang berskala menengah keatas,hal ini dikarenakan biaya operasional
akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan bentuk Organisasi Fungsional.
Gambar
9 contoh bentuk organisasi Divisional
3.
Struktur
Organisasi Matriks
Struktur
Organisasi Matriks (Matrix Structure Organization) merupakan kombinasi dari
Struktur Organisasi Fungsional dan Struktur Organisasi Divisional dengan tujuan
untuk menutupi kekurangan-kekurangan yang terdapat pada kedua bentuk Struktur
Orgnisasi tersebut.
Gambar
10 contoh bentuk organisasi Matriks
2.2 Deskripsi dan Spesifikasi Tugas
Analisis
Jabatan atau Job Analysis merupakan alat utama yang digunakan untuk
mengumpulkan data pekerjaan atau jabatan. Proses Job Analysis ini akan
menghasilkan dua kumpulan data yaitu kumpulan data Deskripsi Jabatan (Job
Description) dan Spesifikasi Jabatan (Job Spesification). Kedua kumpulan data
ini diperlukan oleh Manajer SDM untuk menentukan orang yang tepat untuk mengisi
lowongan-lowongan pekerjaan yang dibutuhkan oleh perusahaan sehingga dapat menempatkan
orang yang benar pada posisi atau jabatan yang tepat. [6]
Gambar
11 Deskripsi dan Spesifikasi tugas
1.
Deskripsi
Jabatan (Job Description)
Uraian yang mencakup pekerjaan dasar suatu
jabatan yang termasuk tugas, wewenang, tanggung jawab dan informasi-informasi
penting lainnya yang melekat pada jabatan tersebut. Contoh Informasi-informasi
dalam deskripsi jabatan tersebut diantaranya seperti nama Jabatan, lingkungan
dan lokasi pekerjaan, informasi pelaporan, ringkasan pekerjaan, sifat pekerjaan,
tujuan pekerjaan, tugas-tugas yang harus dilakukan, kondisi kerja, mesin dan
peralatan yang akan digunakan serta bahaya dan risiko yang terlibat didalamnya.
Tujuan
Deskripsi Jabatan (Job Description)
§ Tujuan utama
Deskripsi Jabatan adalah mengumpulkan data pekerjaan yang berkaitan dengan
jabatan yang bersangkutan dan untuk pengiklanan pengrekrutan karyawan yang
berbakat.
§ Memberikan
pandangan yang jelas mengenai jenis kandidat yang dibutuhkan oleh departemen
atau divisi tertentu untuk melakukan tugas dan pekerjaan tertentu.
§ Untuk menentukan
apa yang harus disampaikan kepada kandidat tentang pekerjaan apa yang akan
diisinya dan juga apa yang harus dilakukan apabila terpilih menjadi karyawan.
2.
Spesifikasi
Jabatan (Job Specification)
Spesifikasi
Jabatan (Job Specification) atau juga dikenal dengan spesifikasi karyawan
adalah pernyatan tertulis tentang kualifikasi pendidikan, tingkat pengalaman,
kualitas khusus, keterampilan fisik, emosional, teknis dan kemampuan komunikasi
yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan dan tanggung jawab yang terlibat
dalam pekerjaan. Spesifikasi Jabatan ini juga mencakup kesehatan umum,
kesehatan mental, kecerdasan, bakat, daya ingat, keterampilan kepemimpinan, kemampuan beradaptasi,
kemampuan emosional, flesibilitas, perilaku, kreativitas, etika dan lain
sebagainya.
Tujuan
Spesifikasi Jabatan (Job Specification)
§ Berdasarkan
informasi deskripsi jabatan, spesifikasi jabatan membantu kandidat (pelamar)
menganalisis apakah dirinya memenuhi syarat untuk mengisi lowongan pekerjaan
tertentu atau tidak.
§ Spesfikasi Jabatan
dapat membantu tim rekrut untuk memahami apakah kandidat yang melamar telah
memenuhi tingkat kualifikasi, kualitas, karakteristik syarat-syarat lainnya
untuk mengisi jabatan yang dibutuhkan oleh perusahaan.
§ Spesifikasi
Jabatan memberikan informasi rinci tentang tanggung jawab, keterampilan teknis
dan fisik yang diinginkan, kemampuan berkomunikasi dan syarat-syarat lainnya
yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan tertentu.
§ Spesifikasi
Jabatan membantu memilih kandidat yang paling tepat untuk mengisi jabatan
kosong yang dibutuhkan oleh perusahaan.
2.3 Sistem Penggajian
Sistem
pengajian adalah mengembangkan sekumpulan prosedur yang memungkin perusahaan
untuk menarik, menahan dan memotivasi staf yang diperlukan, serta untuk
mengendalikan biaya pembayaran gaji. Karena tidak ada satu pola yang dapat
digunakan secara universal maka prosedur ini harus disesuaikan dengan kebijakan
gaji tiap-tiap organisasi, dan hendaknya didasar atas kebijakan yang dianggap adil.[7]
Sistem penggajian
dan pengupahan adalah jaringan prosedur
yang terdiri dari sebagai berikut:
1.
Prosedur
pencatatan waktu hadir
Prosedur ini bertujuan untuk mencatat
waktu hadir karyawan. Pencatatan waktu hadir ini diselenggarakan oleh fungsi
pencatat waktu dengan mengunakan daftar hadir pada pintu masuk kantor
adninistrasi atau pabrik. Pencatatan waktu hadir karyawan ini diselenggarakan
untuk menentukan gaji dan upah karyawan.
2.
Prosedur
pencatat waktu kerja
Dalam perusahaan manufaktur yang
produksinya berdasarkan pesanan, pencatat waktu kerja diperlukan bagi karyawan
yang berkerja di fungsi produksi untuk keperluan distribusi biaya dan upah
karyawan kepada produk atau pesanan yang menikmati jasa karyawan tersebut. Jika
misalnya seorang karyawan pabrik hadir ke perusahaan selama 7 jam dalam suatu
hari kerja, jumlah jam hadir tersebut dirinci menjadi waktu kerja dalam
tiap-tiap pesanan yang dikerjakan. Dengan demikian waktu kerja ini dipakai
sebagai dasar pembebanan biaya tenaga kerja
langsung kepada produk yang diproduksi.
3.
Prosedur
pembuatan daftar gaji
Dalam prosedur ini fungsi pembuat daftar
gaji dan upah membuat daftar gaji dan upah karyawan. Data yang dipakai sebagai
dasar pembuatan daftar gaji adalah surat-surat keputusan mengenai pengankatan karyawan baru, kenaikan
pangkat, penurunan pangkat, pemberhentian karyawan, daftar gaji bulan
sebelumnya dan daftar hadir.
4.
Prosedur
distribusi biaya gaji
Dalam prosedur ditribusi biaya gaji dan
upah, biaya tenaga kerja didistribusikan kepada departemen-departemen yang
menikmati manfaat tenaga kerja.
Distribusi biaya tenaga kerja ini dimaksud untuk pengendalian biaya dan
perhitungan harga pokok produk.
5.
Prosedur
pembayaran gaji
Prosedur pembayaran gaji dan upah melibatkan
fungsi akuntansi dan fungsi keuangan. Fungsi akuntansi membuat perintah
pengeluaran kas kepada fungsi keuangan untuk menulis cek guna pembayaran gaji
dan upah. Fungsi keuangan kemudian menguangkan cek tersebut ke bank dan
memasukan uang ke amplop gaji dan upah. Jika jumlah karyawan perusahaan banyak.
Pembagian amplop dan upah dapat dilakukan dengan membagikan cek gaji dan upah
kepada karyawan.
BAB III
ASPEK PEMASARAN
3.1 Spesifikasi produk/jasa
Produk
adalah setiap hal berupa barang maupun jasa yang ditawarkan ke pasar untuk memenuhi kepuasan
dan kebutuhan konsumen. Keputusan-keputusan tentang produk dalam aspek
pemasaran mencakup bentuk penawaran secara fisik, merknya, kemasaran, garansi,
dan servis purna jual. Pengembangan produk dapat dilakukan setelah mengetahui
keperluan dan keingingan pasarnya. Jika masalah ini telah selesai maka
keputusan mengenai harga, distribusi dan promosi dapat diambil.
Selain itu produk
juga tidak selalu diidentikan dengan barang. Produk yang tidak berwujud disebut
dengan jasa. Jasa ialah segala tindakan maupun unjuk kerja yang ditawarkan ke
pihak lain yang intangible dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan
apapun. Produksinya bisa terkait dan bisa juga tidak terikat pada suatu produk
fisik.[8]
3.2 Segmentasi produk/jasa
segmentasi
pasar didasarkan pada pemisahan atau pengkhususan diantara para calon konsumen
sebagai pasar. Pada kenyataannya, pasar itu bersifat heterogen oleh karena itu
sulit kiranya bagi perusahaan untuk memasarakan produknya (kecuali produk
tertentu seperti garam) tanpa mengadakan segmentasi pasar. Pada kasus seperti
ini perusahaan harus dapat menentukan beberapa segmen pasar dan kemudian baru
mengalokasikan sumber-sumber ke segmen tersebut. [8]
Adapun
definisi segmentasi pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat
heterogen dari suatu produk ke dalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang
bersifat homogen. Jadi perusahaan membagi pasarnya ke dalam segmen-segmen pasar
tertentu dimana tiap-tiap segmen tersebut memiliki sifat homogen. Hal ini
disebabkan karena dalam kenyataanya masih terdapat produk yang memiliki sifat
heterogen pada seluruh pasar atau produk tersebut hanya diperlukan oleh
kelompok pasar tertentu saja. Sedangkan homogenitas pada tiap segmen
dikarenakan terdapat differensiasi pada cara dalam membeli, cara dalam
menggunakan produk, keperluan pemakai, alasan dilakukan pembelian, tujuan
pembelian itu sendiri dan sebagainya.
Jadi
segmentasi ini merupakan proses yang menyeluruh di mana perusahaan harus
memperhatikan pembelian dari masing-masing segmen. Faktor-faktor yang digunakan
untuk menyusun aspek pemsaran segmentasi pasar adalah : [8]
·
Demografi
Seperti umur, kepadatan penduduk, jenis
kelamin, agama, kesukaan, pendidikan dan sebagainya.
·
Tingkat
Penghasilan
·
Sosiologis
Seperti kelompok budaya, kelas-kelas
sosial dan sebagainya
·
Psikologis/psikhografis
Seperti kepribadian, sikap, manfaat produk
yang diinginkan dan sebagainya.
·
Syarat-syarat
mengadakan segmentasi
Segmen pasar yang memiliki ciri khas ialah
segmen yang belum terlayani maupun telah terlayani namun belum maksimal.
Terdapat 3 faktor
dalam mendukung usaha segmentasi untuk lebih efektif, diantaranya:
·
Measurability
Tingkat informasi yang ada mengenai
sifat-sifat pembeli. Sejauh mana sifat tersebut dapat dikukur. Misalkan untuk
mengukur jumlah pembeli mobil yang pembeliannya didorong oleh
pertimbangan-pertimbangan ekonomi ataukah status atau kualitas.
·
Accesibility
Tingkat dimana perusahaan iru secara
efektif memusatkan usaha pemasarannya pada segmen yang telah dipilihnya.
Misalkan kegiatan periklanannya belum tentu sama antara segmen yang lama dengan
segmen yang baru.
·
Substaintiality
Tingkat dimana
segmen itu adalah luas dan cukup untuk melakukan kegiatan pemasaran tersendiri.
3.3 Analisis Situasi Pasar
Analisis
pasar dan pemasaran pada tingkat lanjut adalah dengan melakukan analisa dan
peramalan permintaan. Adapun hal yang perlu diperhatikan adalah : [8]
1.
Permintaan
Pasar
Pada evaluasi
kesempatan pemasaran, kebanyakan perusahaan memilai dengan melihat permintaan
pasar. Kemudian apa yang dimaksud dengan permintaan pasar.
Melihat definisi
tersebut kita dapat melihat bahwa permintaan pasar itu bukanlah merupakan
sebuah konsep yang sederhana karena di dalamnya terdapat 8 unsur penting
seperti :
·
Produk
·
Volume
Total
·
Dibeli
·
Kelompok
Pembeli
·
Daerah
geografis
·
Periode
Waktu
·
Lingkungan
Pemasaran
·
Program
Pemasaran
2.
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Permintaan Pasar
Menurut para ahli
ekonomi, terdapat beberapa faktor utama sebagai penentu dari permintaan pasar.
Faktor-faktor tersebut adalah : [8]
· Harga produk
· Harga produk lain
· Penghasilan
pembeli
· Selera pembeli
Pada faktor-faktor
tersebut perlu ditambahkan adanya faktor penentu non-harga seperti :
· Usaha periklanan
(Contoh Iklan Menarik)
· Usaha penjualan
dengan salesman
3.
Analisa
Volume Penjualan dan Biaya Pemasaran
Analisa volume
penjualan pada aspek pemasaran analisa pasar dan peramalan permintaan merupakan
suatu studi mendalam tentang masalah “penjualan bersih” dari laporan rugi-laba
perusahaan. Manajemen perlu menganalisa volume penjualan total dan juga volume
itu sendiri. Analisa tersebut dapat didasarkan pada :
·
Product
Line
·
Segmen
pasar (teritorial, kelompok pembeli, dan sebagainya)
Dalam menganalisa,
manajer dapat membandingkan penjualannya dengan sasaran perusahaan dan juga
dengan penjualan industri.
Analisa volume
penjualan sangat bermanfaat dalam evaluasi dan pengendalian kegiatan pemasaran
perusahaan. Selain analisa mengenai volume penjualan, manajer dapat mengadakan
analisa biaya pemasaran untuk menentukan Profitabilitas (kemampuan untuk
mendapatkan laba) daerah penjualannya, product line, maupun unit-unit pemasaran
yang lain.
Analisa biaya
pemasaran merupakan studi mendalam tentang masalah biaya operasi dari laporan
rugi-laba perusahaan. Juga untuk berbagai pos biaya, perusahan dapat membuat
sasaran yang dianggarkan dan kemudian menganalisa variasi-variasi antara biaya
yang dianggarkan (dibudgetkan) dengan biaya sesungguhnya.
4.
Mengestimasikan
Penjualan Potensial
Dalam melayani
kebutuhan pasarnya, perusahaan perlu memperkirakan penjualan potensialnya. Ini
dibuat untuk menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam melayani
atau mengisi kebutuhan tersebut.
Penjualan
potensial sendiri merupakan tingkat penjualan maksimum yang dapat dicapai oleh
penjual. Melihat definisi tersebut, penjualan potensial dapat ditentukan
berdasarkan 2 macam faktor yaitu :
·
Penjualan
Potensial Industri
Tingkat penjualan maksimum yang dapat
dicapai oleh seluruh penjual barang atau jasa.
·
Penjualan
Potensial Perusahaan
Tingkat penjualan maksimum yang dapat
dicapai oleh sebuah perusahaan.
5.
Peramalan
Penjualan
Peramalan
penjualan yang tepat pada aspek pemasaran dalam kewirausahaan ataupun
pengelolaan usaha sangat diperlukan dalam setiap tahap perencanaan bisnis.
Manajer pemasaran
harus mempunyai ramalan penjualan yang dimaksudkan untuk :
·
Menentukan
kuota
·
Dipakai
sebagai pedoman di dalam pengembangan produk
·
Merencanakan
promosi
·
Mengalokasikan
tenaga kerja
3.4 Analisis Pesaing
Pesaing
merupakan perusahaan yang memproduksi atau memasarkan barang dan jasa yang
memiliki kemiripan dengan produk yang kita hasilkan/tawarkan. Analisa pesaing
yang perlu dilakukan adalah dengan melakukan identifikasi terhadap kesempatan,
ancaman atau persoalan strategis yang timbul dari pergantian suasana bersaing
yang potensial. [8]
Analisa
ini bertujuan sebagai refrensi bagi perusahaan untuk terus memperbaiki kinerja
perusahaan agar mampu meningkatkan daya saing di dunia bisnis.
3.5 Strategi promosi
Promosi
merupakan upaya dari penjual untuk menawarkan produknya kepada pembeli atau
konsumen supaya konsumen berminat untuk melakukan pembelian. Hal yang perlu diperhatikan dalam
melakukan promosi adalah sebagai berikut : [8]
1.
Tujuan
Promosi:
·
Memberitahu
konsumen tentang penawaran produk
·
Mengingatkan
kepada konsumen akan manfaat dari produk yang kita tawarkan
·
Membujuk
konsumen untuk melakukan transaksi pembelian
·
Merubah
perilaku konsumen
·
Mempertahankan
merk produk perusahaan di mata konsumen
2.
Bauran
Promosi
Pada
initnya variabel yang ada di dalam bauran promosi ada 4 yaitu :
·
Periklanan
Periklanan adalah bentuk presentasi dan
promosi non privat mengenai ide, produk yang dibiayai oleh pihak bersponsor
tertentu.
·
Personal
Selling
Komunikasi
yang terbentuk bersifat individual dan dilakukan timbal balik. Keduanya dapat
memberikan tanggapan masing-masing dan dilakukan secara fleksibel sesuai dengan
kondisi yang ada.
·
Publisitas
Komunikasi
dengan masyarakat luas melalui hubungan masyarakat ini dapat mempengaruhi kesan
terhadap sebuah organisasi maupun produk atau jasa yang ditawarkan.
3.
Promosi
Penjualan
Aktivitas
pada promosi penjualan antara lain : peragaan, pertunjukkan dan pameran,
demonstrasi dan sebagainya. Bisanya kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan
kegiatan promosi lain dan biayanya relatif lebih murah dibandingkan periklanan
dan penjualan secara langsung.
3.6 Media promosi berbasis TI
Pemasaran
di era digital sejatinya tidak sesederhana memindahkan media promosi dari
bentuk cetak ke dalam konten digital. Setiap marketer hari ini punya tugas
baru, tanggung jawab baru, dan dunia gaya baru yang belum pernah ada sebelumnya
– belum lagi perkembangan teknologi dan fasilitas hari ini yang berkembang
dengan sangat pesat. [8]
Perkembangan
media promosi dalam era digital tidak lepas dari manajemen dan strategi
pemasaran berbasis teknologi, dengan perkembangan dari masa ke masa sebagai
berikut :
1. Pemasaran 1.0: Age of Advertising
Pada awal
kemunculan teknologi informasi, perusahaan besar berlomba-lomba untuk
menampilkan brand mereka melalui iklan. Baik itu menggunakan media cetak
(koran/majalah), televisi maupun radio. Model iklan nya pun relatif seragam,
penyampaian satu arah, konten pada umumnya hanya berisi product knowledge,
serta hanya fokus pada tampilan, bukan pesan.
2. Pemasaran 2.0: Digital Marketing
Dengan semakin
pesatnya perkembangan internet serta pertumbuhan penggunanya, model marketing
hadir dengan konten-konten digital. Sebutlah e-mail marketing, web marketing,
iklan google, tidak terlewat strategi pemasaran bisnis model baru lewat adanya
e-commerce.
3. Pemasaran 3.0: Modern Marketing
Dengan semakin
banyaknya pilihan marketing mulai dari jenis konten, penggunaan channel, serta
layanan pelanggan mulai dari yang manual hingga terotomasi, manajemen dan
strategi pemasaran hari ini sangat memungkinkan setiap bisnis untuk selalu
engage dengan pelanggannya terlebih secara real-time.
Dengan semakin
berkembangnya model pemasaran hari ini, tentu bukan hal yang mudah untuk
memilah dan memilih metode pemasaran yang tepat sehingga diperlukan manajemen
pemasaran yang dapat disalurkan melalui media sebagai berikut :
a. Social Media
Harus diakui,
media sosial telah merubah pola komunikasi antara brand dengan konsumennya.
Media sosial bukan lagi masalah keindahan gambar, product knowledge, tapi lebih
pada seberapa besar kualitas interaksi yang bisa diciptakan. Dengan adanya
vitur real-time seperti live via Instagram/YouTube, webinar online, serta
kanal-kanal group chat, sangat memudahkan bisnis untuk bisa hadir dalam
keseharian customer nya dan tampil apa adanya.
b. Content Marketing
Adanya content
marketing telah mengubah paradigma pemasaran tradisional menjadi lebih natural.
Dengan adanya pemasaran melalui konten yang useful baik itu infografis, video,
atau foto sekalipun, sebuah brand bisa hadir di tengah customer tanpa harus
menggunakan tangan perusahaan secara langsung. Kuncinya hanya bagaimana membuat
orang lain suka dengan isi informasi tersebut dan mau menyebarkannya secara
sukarela.
c. Mobile Mindset
Tren akses
internet dari smartphone (mobile web) yang semakin mendominasi dibanding
desktop membuat bisnis manapun harus mulai concern terhadap fenomena ini.
Tantangan selanjutnya adalah bagaimana pemasaran yang dilakukan sesuai dan
terintegrasi di semua platform manapun, terlebih smartphone.
d. Data
Era big data telah
memungkinkan para marketer untuk dapat mengetahui lebih dalam mengenai
pelanggannya. Tidak hanya kebutuhan konsumen, bahkan kebiasaan, demografi serta
perilaku konsumen juga dapat membantu dalam merumuskan strategi pemasaran yang
paling tepat. Sebuah perusahaan yang memiliki pengelolaan data yang baik serta
pemanfaatan yang tepat tentu bisa menciptakan performa marketing yang jauh
lebih efektif, efisien dan tepat sasaran.
BAB IV
ASPEK KEUANGAN
4.1 Komponen biaya/anggaran
Berdasarkan
komponen yang menyusunnya, biaya produksi meliputi: [9]
·
Bahan
baku atau bahan dasar, termasuk bahan setengah jadi;
·
Bahan
pembantu atau bahan penolong;
·
Upah
tenaga kerja tidak terdidik dan tenaga kerja terdidik;
·
Penyusutan
peralatan produksi;
·
Bunga
modal;
·
Sewa
(gedung atau peralatan yang lain);
·
Biaya
pemasaran, seperti biaya penelitian dan analisis pasar produk, biaya angkutan
dan pengiriman, dan biaya reklame atau iklan;
·
Pajak
perusahaan.
4.2 Estimasi biaya/satuan biaya
Estimasi
biaya harus sudah dilakukan sejak tahap konsepsi proyek. Dengan demikian
perkiraan biaya proyek dapat dilakukan dengan baik sehingga menghasilkan
estimasi biaya yang akurat. Artinya estimasi biaya tidak terlalu tinggi yang
menyebabkan tidak mampu bersaing dengan perusahaan lain dalam tahap tender,
atau tidak terlalu rendah yang meski dapat memenangkan tender namun ujungnya
mengalami kesulitan pendanaan karena diangarkan kurang. [10]
Ada
tiga pendekatan pokok dalam memperkirakan biaya dilihat dari cara pengumpulan
informasi, yaitu: [10]
1.
Perkiraan
Biaya secara top-down
Dalam pendekatan
ini, manajer puncak memperkirakan biaya seluruh proyek, Selanjutnya, gambaran
umum estimasi proyek tersebut diberikan kepada manajer di bawahnya untuk
melakukan estimasi biaya untuk paket kerja yang lebih kecil yang menjadi bagian
dari keseluruhan pekerjaan proyek. Hal ini dilakukan sampai pada level manajer
tingkat paling bawah. Batasan estimasi biaya untuk manajer tingkat lebih bawah
adalah bahwa mereka tidak bisa mengusulkan eatimasi biaya yang lebih besar dari
yang sudah diperkirakan oleh manajer di atasnya.
2.
Perkiraan
Biaya secara Bottom Up
Pertama-tama yang
dilakukan adalah merinci pekerjaan proyek menjadi pekerjaan-pekerjaan yang
lebih detail. Selanjutnya, orang-orang yang terlibat dalam pengerjaan paket
kerja diminta pendapatnya mengenai biaya yang dibutuhkan dan waktu untuk
penyelesaian suatu paket pekerjaan. Pendekatan
Bottom Up ini jarang digunakan karena riskan dari sudut pandang manajer
puncak. Ada kecenderungan kekurangpercayaan manajer puncak terhadap bawahannya
yang mungkin akan melebih-lebihkan (mark-up) perkiraan biaya yang diperlukan
untuk menjamin keberhasilan di departemennya masing-masing.
3.
Kombinasi
Top Down dan Bottom Up
Pada pendekatan
ini, manajer tingkat atas mengundang bawahannya untuk mengajukan usulan
perkiraan biaya pekerjaan.. Selanjutnya bawahan tersebut menyampaikan
permintaan manajer tingkat atas tersebut ke tingkat yang lebih bawah melalui
departemen, devisi, seksi sampai subeksi . Usulan dari bawah tersebut
selanjutnya dikumpulkan. Saat meminta usulan perkiraan biaya dari bawahannya,
manajer puncak memberi catatan tntang batasan-batasan yang diperbolehkan dalam
memperkirakan biaya, baik menyangkut jumlah maupun prioritas pekerjaan. Dengan
demikian ketika bahawan mengajukan usulan perkiraan biaya, maka catatan dari
manajer puncak telah menjadi pertimbangan.
4.3 Penyusunan Anggaran/investasi perusahaan
1.
Penerbitan
Pedoman
Mengembangkan pedoman yang mengatur
penyusunan anggaran, untuk disebarkan kepada semua manajer. Pedoman ini
dinyatakan secara implisit dalam rencana strategis dan dimodifikasi sesuai
dengan perkembangan yang telah terjadi semenjak disetujui.
2.
Usulan
awal anggaran
Mengembangkan permintaan anggaran,
didasarkan pada tingkatan yang ada, yang kemudian dimodifikasi sesuai dengan
pedoman
3.
Negosiasi
Pembuat anggaran mendiskusikan usulan anggaran dengan atasannya. Pertimbangan yang mempengaruhi, adalah kinerja di tahun anggaran sebaiknya merupakan perbaikan dari kinerja tahun berjalan
Pembuat anggaran mendiskusikan usulan anggaran dengan atasannya. Pertimbangan yang mempengaruhi, adalah kinerja di tahun anggaran sebaiknya merupakan perbaikan dari kinerja tahun berjalan
4.
Tinjauan
dan persetujuan
Usulan anggaran diajukan melalui beberapa
tingkatan yang berjenjang dalam organisasi. Analis akan menganalisis usulan
anggaran dari berbagai unit bisnis dengan mempelajari konsistensi, contoh;
apakah anggaran produksi konsisten dengan rencana volume penjualan.
5.
Revisi
anggaran, harus dijustifikasi berdasarkan perubahan kondisi yang
signifikan dari yang ada ketika anggaran yang asli disetujui
4.4 Penyusunan Cashflow Perusahaan
Laporan
arus kas atau cash flow sendiri terdiri dari 3 aktivitas berikut ini:[11]
1.
Aktivitas
Operasi (Operating Activities)
Aktivitas operasi merupakan laporan arus
kas yang terdiri dari kegiatan operasional perusahaan
2.
Aktivitas
Investasi (Investing Activities)
Aktivitas investasi ini berkaitan dengan
aktivitas arus kas yang dihasilkan dari penjualan ataupun pembelian aktiva
tetap.
3.
Aktivitas
Pendanaan (Financing Activities)
Aktivitas pendanaan merupakan aktivitas
kas yang berasal dari penambahan modal perusahaan.
Ada dua metode untuk membuat laporan arus
kas atau cash flow adalah metode langsung (direct cash flow) dan metode tidak
langsung (indirect cash flow).
1.
Metode Langsung
Metode
langsung merupakan metode membuat laporan arus kas dengan mengelompokkan kegiatan
operasi ke dalam berbagai kategori.
2.
Metode Tidak Langsung
Berbeda
dengan metode langsung, metode tidak langsung memusatkan perhatian pada
perbedaan antara laba bersih dan arus kas dari aktivitas operasi.
Umumnya ada 5
langkah untuk membuat cash flow adalah:
1.
Menghitung
Kenaikan atau Penurunan Kas
Untuk menghitungnya Anda dapat melihat
laporan arus kas dan neraca pada akun kas. Selain itu, Anda juga dapat
menghitung kenaikan dan penurunan kas dengan melihat buku kas bank dan buku kas
kecil.
2.
Menghitung
& Melaporkan Kas Bersih yang Digunakan pada Aktivitas Operasional
Pada langkah kedua ini Anda harus
memisahkan kas yang khusus untuk kegiatan operasi. Kemudian, hitunglah
jumlahnya dan buatlah laporan kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasional.
3.
Menghitung
& Melaporkan Kas Bersih yang Digunakan pada Aktivitas Investasi
Langkah ketiga ini sama dengan langkah
kedua, hanya saja yang membedakan jenis kegiatannya yakni kegiatan investasi.
Kegiatan investasi misalnya, pembelian/penjualan aktiva tetap atau investasi
jangka panjang lainnya. Perhatikan kegiatan investasi yang dilakukan pada
periode berjalan dan hitunglah berapa jumlah kas bersih yang digunakan.
4.
Menghitung
& Melaporkan Kas Bersih yang Digunakan pada Aktivitas Pendanaan
Untuk menghitung Anda dapat memasukkan
nilai penambahan atau pengurangan kas yang berasal dari kewajiban jangka
panjang dan ekuitas pemilik.
5.
Hitung
& Jumlahkan Kas Bersih dari Ketiga Aktivitas
Langkah terakhir yakni menghitung
penggunaan dan penerimaan kas bersih dari aktivitas operasi, investasi, dan
pendanaan. Anda hanya perlu membuat laporannya saja. Jangan lupa untuk
memasukkan saldo kas awal periode pada perhitungannya.
4.5 Time Value of Money dan Tingkat Suku Bunga
1. Time Value of Money
Nilai waktu dari uang,
adalah suatu konsep yang mengacu pada perbedaan nilai uang yang disebabkan
karena perbedaaan waktu. Memahami konsep dan teknik dalam menghitung nilai
waktu dari uang merupakan hal yang penting dalam analisa keuangan.[12]
2. Tingkat Suku Bunga (Interest Rate)
[12]
Dalam beberapa
kasus, kita dapat menentukan tingkat suku bunga yang dapat digunakan ;
sedangkan di beberapa kasus lainnya, tingkat suku bunga tidak diketahui
sehingga kita harus memperkirakannya. Sebelum dapat memahami mekanisme dari
nilai waktu uang (kita akan menggunakan terminology nilai waktu uang sebagai
definisi dari time value of money pada pembahasan selanjutnya), kita perlu
melihat ilustrasi dari konsep ekonomi.
Nilai waktu uang
sangat membantu kita untuk memahami hubungan kesetaraan yang terjadi pada nilai
uang karena perbedaan waktu. Ide dari hubungan kesetaraan ini cukup mudah. Simak
pembahasan berikut :
Kamu meminjam uang
sebesar Rp 1 juta hari ini, tetapi hanya akan dikembalikan sebesar Rp 950 ribu.
Apakah kamu mau? Saya kira tidak. Tetapi bagaimana kalau saya meminjamkan kamu
uang sebesar Rp 950 ribu hari dan harus mengembalikan uang tersebut sebesar Rp
1 juta rupiah tahun depan. Dapatkah Rp 950 ribu dan Rp 1 juta tersebut kita
anggap memiliki nilai yang setara? Mungkin saja! Karena Rp 1 juta tahun depan
memiliki nilai yang lebih kecil daripada Rp 1 juta yang akan Anda terima hari
ini.
Oleh karena itu,
adalah hal yang wajar apabila terdapat pemotongan terhadap nilai Rp 1 juta yang
akan kita tahun depan. Pemotongan nilai tersebut dilakukan berdasarkan seberapa
lama penundaan pembayaran sebelum Anda mengembalikan uang Rp 1 juta tersebut
kepada saya. Tingkat suku bunga, dilambangkan dengan r, merupakan cerminan
hubungan uang karena perbedaan waktu tersebut. Apabila Rp 950 ribu hari ini
memiliki nilai yang setara dengan Rp 1 juta di tahun depan, maka Rp 1 juta – Rp
950 ribu = Rp 50 ribu adalah kompensasi yang diperlukan untuk menggantikan uang
saya, Rp 950 ribu, yang Anda pinjam hari ini. Lalu tingkat suku bunga –
kompensasi – dapat dihitung sebesar Rp 50 ribu / Rp 950 ribu = 0.0526 atau 5,26
persen (5,26 %).
3.
Fungsi dari tingkat suku bunga
Tingkat suku bunga dapat
diartikan sebagai minimal kompensasi yang harus diberikan kepada investor
sebelum dia ingin meminjamkan uangnya.
Tingkat suku bunga juga
dapat diartikan sebagai suku bunga yang kita gunakan untuk mencari nilai uang
saat ini dari uang yang akan diterima di masa depan (seperti soal diatas).
Tingkat suku bunga dapat
diartikan sebagai biaya peluang. Biaya peluang adalah nilai yang ditinggalkan
oleh investor karena dia memilih kesempatan lainnya. Sebagai contoh, apabila
saya memilih untuk menghabiskan uang Rp 950 ribu di atas untuk membeli
berpesta, maka saya akan kehilangan peluang untuk mendapatkan Rp 50 ribu dari
Anda.
4.6 Kriteria Investasi
Kriteria
investasi = alat ukur yang menentukan apakah suatu proyek layak untuk dilaksanakan
atau tidak layak untuk dilaksanakan.
Ada 5 kriteria
investasi :[13]
1.
Net
Present Value (NPV)
NPV = selisih antara Present Value dari
benefit dan Present Value dari biaya
n
Bt-Ct
NPV = ∑
————
t= 1 (1+i)t
Bt = Benefit / keuntungan kotor yang
diperoleh pada tahun t
Ct = Cost / biaya yang dikeluarkan pada
tahun t
i = tingkat diskonto
n = umur ekonomi proyek (tahun)
Suatu proyek apabila nilai NPV > 0,
maka proyek tersebut layak dijalankan
Jika NPV < 0, ditolak
2.
Internal
Rate of Return (IRR)
·
Suatu
kriteria investasi untuk mengetahui persentase keuntungan dari suatu proyek
tiap-tiap tahun
·
Alat
ukur kemampuan proyek dalam mengembalikan bunga pinjaman
3.
Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C)
·
Perbandingan antara jumlah NPV positif
dengan jumlah NPV negatif
·
Net B/C menunjukkan ganbaran berapa kali
lipat benefit akan diperoleh dari biaya yang dikeluarkan
4.
Gross Benefit-Cost Ratio (Gross B/C) =
perbandingan antara jumlah Present Value Benefit (PV Benefit) dengan Present
Value Biaya (PV Cost).
5.
Profitability
Ratio
Perbandingan
antara Present Value dari net Benefit (PV Benefit di luar investasi) dengan
Present Value dari Investasi (PV Investasi)
PV Net
Benefit
Profitability Ratio = ———————
PV Investasi
4.7 Pencatatan Keuangan Sederhana
Pencatatan
adalah pengumpulan data secara teratur tentang peredaran atau penerimaan bruto
dan/atau penghasilan bruto sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak yang terutang,
termasuk penghasilan yang bukan objek pajak dan/atau yang dikenai pajak yang
bersifat final. Beberapa langkah berikut ini bisa diikuti
untuk membuat pembukuan sederhana perusahaan, yaitu :[14]
1.
Buku
Catatan Pengeluaran
Gambar 12 Buku Pengeluaran Kas
Ketika
awal menjalankan usaha, buatlah buku terpisah yang khusus untuk mencatat
pengeluaran. Semua pengeluaran atau belanja dalam usaha mulai dari pembelian
bahan baku, operasional hingga gaji karyawan harus kontinu dicatat secara jelas
sehingga dapat mengetahui berapa jumlah modal usaha yang telah dikeluarkan dan
dapat lebih mudah untuk menetapkan target serta rencana pembalikan modal usaha.
2.
Buku
Catatan Pemasukan
Gambar 13 Buku Catatan Pemasukan
Setelah
memiliki buku kas pengeluaran selanjutnya yang perlu dipersiapkan juga adalah
buku kas pemasukan. Buku kas pemasukan ini nantinya akan digunakan untuk
mencatat semua transaksi yang berhubungan dengan pemasukan perusahaan.
Pencatatan transaksi pemasukan ini juga harus kontinu dilakukan setiap hari
untuk mempermudah dalam melakukan pembuatan pembukuan bulanan perusahaan.
Dengan memiliki buku kas pengeluaran dan pemasukan yang tertib dicatat setiap
hari, akan mengetahui berapa jumlah keuntungan yang diperoleh dalam satu hari.
3.
Buku Kas Utama
Gambar 14 Buku Kas Utama
Dalam
pembukuan keuangan perusahaan membuat buku kas utama adalah salah satu hal yang
sangat penting. Buku kas utama ini nantinya akan digunakan untuk menggabungkan
transaksi antara buku kas pemasukan dengan buku kas pengeluaran. Dengan
menggabungkan transaksi dari dua buku kas tersebut, dapat diketahui secara
detail dan jelas berapa keuntungan maupun kerugian perusahaan.
4.
Buku Stock
Barang
Gambar 15 Buku Stok Barang
Dalam
pembukuan keuangan perusahaan, transaksi yang perlu dicatat bukan hanya
berhubungan dengan uang namun juga barang yang dicatat secara kontinu jumlah
barang yang masuk dan keluar setiap hari. Semakin tinggi tingkat penjualan maka
intensitas jumlah barang yang keluar dan masuk juga akan semakin tinggi. Dengan
memiliki buku stok barang, bisa memonitor dan mengawasi persediaan barang yang
ada dalam perusahaan. Selain itu, buku stok barang juga bisa membantu untuk
menghindari adanya kecurangan yang dapat dilakukan oleh supplier maupun pegawai
perusahaan.
5.
Buku
Inventaris Barang
Gambar 16 Buku Investasi Barang
Semua
jenis barang yang dimiliki perusahaan baik dibeli melalui anggaran belanja
maupun hibah atau sumbangan harus masuk dalam catatan buku inventaris barang.
Memiliki catatan inventaris barang akan menjaga setiap aset perusahaan agar
tetap terkendali. Selain menjaga aset perusahaan, buku inventaris barang juga
memiliki fungsi sebagai berikut:
§ Mempermudah dalam pengawasan.
§ Mencegah agar barang tidak mudah hilang.
§ Mempermudah untuk melakukan pengecekan barang.
§ Mempermudah kegiatan mutasi atau penghapusan
barang.
§ Memiliki bukti tertulis terhadap pengelolaan
barang sehingga dapat dipertanggungjawabkan.
6.
Buku Laba
Rugi
Gambar 17 Buku Pengeluaran Kas
Buku laba
rugi digunakan untuk mencatat pendapatan dan beban perusahaan selama periode
tertentu. Dengan melakukan pencatatan tersebut, dapat mengetahui apakah
perusahaan sedang dalam kondisi memiliki profit (laba) atau justru rugi. Pada
perusahaan dengan skala besar, laporan laba rugi juga berfungsi untuk
menentukan nilai investasi dan juga memprediksi jumlah arus kasa di masa yang
akan datang. Bukan hanya untuk mengetahui laba ataupun rugi perusahaan, laporan
laba rugi juga memiliki beberapa fungsi sebagai berikut, yaitu:
§ Untuk mengetahui perolehan laba atau rugi
dalam suatu periode.
§ Memberikan informasi berapa jumlah pajak yang
harus dibayarkan oleh perusahaan.
§ Untuk mengetahui apakah strategi dan langkah
yang sudah dilakukan perusahaan efektif atau tidak dari besaran beban atau
biaya perusahaan.
§ Sebagai referensi dalam mengevaluasi langkah
dan strategi yang harus dilakukan perusahaan dalam periode selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
diakses
pada 11 November 2019
diakses
pada 11 November 2019
diakses
pada 11 November 2019
diakses
pada 11 November 2019
diakses
pada 11 November 2019
diakses
pada 11 November 2019
diakses
pada 11 November 2019
diakses pada 11 November 2019
diakses
pada 11 November 2019
diakses
pada 11 November 2019
diakses
pada 11 November 2019
diakses
pada 11 November 2019
diakses
pada 11 November 2019
diakses
pada 11 November 2019
DAFTAR GAMBAR
[1]
https://izin.co.id/indonesia-business-tips/2019/01/04/pendirian-pt-di-2019/
[2]
https://izin.co.id/indonesia-business-tips/2019/01/04/pendirian-pt-di-2019/
[3]
https://izin.co.id/indonesia-business-tips/2019/01/04/pendirian-pt-di-2019/
[4]
https://izin.co.id/indonesia-business-tips/2019/01/04/pendirian-pt-di-2019/
[5]
https://izin.co.id/indonesia-business-tips/2019/01/04/pendirian-pt-di-2019/
[6]
https://izin.co.id/indonesia-business-tips/2019/01/04/pendirian-pt-di-2019/
[7]
https://izin.co.id/indonesia-business-tips/2019/01/04/pendirian-pt-di-2019/
[8]
https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-contoh-bentuk-struktur-organisasi/
[9]
https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-contoh-bentuk-struktur-organisasi/
[10] https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-contoh-bentuk-struktur-organisasi/
[11] https://ilmumanajemenindustri.com/deskripsi-jabatan-spesifikasi-jabatan/
[12] https://www.logiframe.com/id/cara-membuat-pembukuan-keuangan-sederhana/
[13] https://www.logiframe.com/id/cara-membuat-pembukuan-keuangan-sederhana/
[14] https://www.logiframe.com/id/cara-membuat-pembukuan-keuangan-sederhana/
[15] https://www.logiframe.com/id/cara-membuat-pembukuan-keuangan-sederhana/
[16] https://www.logiframe.com/id/cara-membuat-pembukuan-keuangan-sederhana/
[17] https://www.logiframe.com/id/cara-membuat-pembukuan-keuangan-sederhana/
0 Comments